3 Cara Untuk Memotivasi Tim Kerja di Masa Pandemi Corona

3 Cara Untuk Memotivasi Tim Kerja di Masa Pandemi Corona

Sudah berbulan-bulan kita semua menjalani protocol PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar, demi mencegah penyebaran Covid-19.

Bagi yang harus bekerja dari rumah, tidak heran jika motivasi, kinerja, dan juga kesehatan mental mereka menurun. Oleh karena itu, manajer perusahaan membutuhkan cara baru untuk “menghidupkan” tim mereka untuk membantu karyawan mengatasi masalah tersebut.

Sebagian besar tanggung jawab seorang pemimpin adalah menyediakan struktur, panduan, dan aturan. Namun banyak fakta yang menunjukan bahwa justru hal terpenting untuk lingkungan kerja bukanlah kerangka kerja yang kuat, tetapi apakah individu dapat mendorong motivasi mereka masing-masing.

Kami telah mengidentifikasi tiga kebutuhan psikologis yang dapat dipakai oleh para pemimpin untuk membantu karyawan mereka tetap termotivasi.

1. Rasa memiliki tanggung jawab

Artinya, karyawan merasa diperhatikan dan Anda telah berhasil memupuk rasa memiliki tanggung jawab ke mereka. Luangkanlah waktu untuk mendengarkan perspektif karyawan, supaya mereka tahu bahwa mereka didengar dan dihargai.

Beberapa poin sederhana dapat membantu:

– Akui emosi karyawan serta reaksinya.  (“Saya tahu memang sulit untuk fokus saat ini, tapi kita akan menolong satu sama lain!”)

– Saat masalah muncul, dapatkanlah feedback dari mereka yang terlibat. Ini membantu Anda mengidentifikasi masalah, sekaligus juga memperkuat koneksi dan mendorong komunikasi antara anggota tim.

– Tekankan bahwa kontribusi mereka unik dan sangat dihargai; jangan biarkan pekerjaan yang baik tidak diakui.

– Komunikasikanlah bahwa Anda peduli dengan kesejahteraan karyawan, bukan hanya hasil kerja mereka.

2. Membangun kompetensi

Ini mengacu pada saat karyawan mengalami pertumbuhan. Cobalah pendekatan ini untuk membantu motivasi tim Anda:

– Selalu libatkanlah karyawan dalam semua keputusan.

– Mintalah saran dari karyawan dalam rangka mengoptimalkan proses pekerjaan. Proses apa yang bisa diperbaiki ?

– Mintalah karyawan untuk menjelaskan kepada semua rekan kerja apa saja yang sedang mereka kerjakan, atau mengapa mereka memilih strategi tertentu.

3. Rasa otonomi

Pemimpin yang efektif dapat menumbuhkan motivasi individu dengan memberdayakan perasaan karyawan bahwa keputusan-keputusan yang mereka ambil ada dampak positif kepada tim mereka serta perusahaan.

Pemimpin dapat mendorong otonomi dengan menyampaikan bahwa setiap karyawan memikul tanggung jawab yang penting untuk mencapai tujuan tim.

Untuk membantu menumbuhkan rasa otonomi ini, kami merekomendasikan agar para pemimpin:

– Dorong inisiatif dan partisipasi dari setiap karyawan. Mungkin Anda bisa bertanya, “Bagian mana dari proyek ini yang menurutmu bisa kau pimpin?”

– Hindari bahasa yang ketus (“Selesaikan ini besok!”) dan minimalkanlah cara koersif seperti pemantauan terus-menerus terhadap karyawan. Sebaliknya, pakailah cara untuk memotivasi mereka melalui masukan positif.

– Bersikaplah dengan transparan dengan memberikan keterangan dari segala kebijakan Anda. Secara umum, orang lebih bersedia untuk mengerahkan upaya ketika mereka memahami mengapa tugas yang diberikan itu penting.

Lingkungan kerja merupakan peran besar dalam menentukan apakah ketiga saluran yang kita sudah bahas melonjak atau macet. Jadi tidak heran jika motivasi karyawan adalah hal yang sangat penting di masa pandemi ini.

Sebagai manusia, kita merasa paling bersemangat ketika kita termotivasi – motivasi menginspirasi kita untuk menjadi yang terbaik.

Dengan memenuhi tiga kebutuhan psikologis tersebut, pemimpin bisa membantu karyawan merasa dihargai di tempat kerja (keterkaitan), merasa termotivasi oleh pertumbuhan (kompetensi), dan merasa percaya diri dalam keterampilan (otonomi) mereka.

Karyawan yang merasa tidak dihargai atau dipaksa, seringkali akan bekerja tanpa sepenuh hati. Skenario paling buruk, mereka akan kehilangan semua motivasi dan gagal memenuhi tujuan perusahaan.