Dua Jenis Stroke, Dua Cerita Berbeda

Banyak orang kalau dengar kata stroke langsung ngeri duluan, tapi jarang yang benar-benar paham apa itu stroke sebenarnya.
Kita biasanya cuma dengar cerita, ada orang yang tiba-tiba bicara pelo, wajahnya mencong, tangannya lemes, lalu buru-buru dibawa ke rumah sakit.
Padahal di balik kata “stroke” ini, ada dua jenis besar yang jalurnya beda banget: stroke iskemik dan stroke hemoragik.
Kedua-duanya sama-sama bahaya, tapi cara terjadinya berbeda, cara ngobatinnya juga beda.
Bayangin otak kita kayak sebuah kota besar.
Ada jalan tol, jalan kecil, sampai gang sempit. Mobil-mobil yang lewat itu adalah darah yang bawa oksigen dan makanan ke semua sudut kota.
Kalau jalan tol tiba-tiba ketutup truk mogok, pasti macet. Kalau pipa air di kota tiba-tiba meledak, pasti banjir.
Nah, stroke juga kayak gitu. Kadang jalannya ketutup, kadang pipanya bocor.
Stroke Iskemik: Jalan Tol Tersumbat
Yang pertama adalah stroke iskemik.
Ini jenis stroke yang paling sering, sekitar delapan dari sepuluh kasus. Ceritanya kayak jalan tol yang tiba-tiba ada blokir.
Gumpalan darah nyangkut di pembuluh otak, bikin darah nggak bisa ngalir. Begitu oksigen nggak sampai, sel otak mulai “kelaparan” dan mati.
Makanya, kalau kena stroke iskemik, dokter biasanya buru-buru kasih obat buat melarutkan gumpalan itu.
Ada juga prosedur canggih yang disebut trombektomi, di mana dokter secara literal “menyedot” atau mengambil gumpalan itu dari pembuluh.
Tapi nggak semua rumah sakit bisa melakukan ini, hanya pusat stroke besar yang punya alatnya.
Jadi makin cepat pasien sampai ke tempat yang tepat, makin besar peluang otaknya bisa diselamatkan.
Stroke Hemoragik: Pipa Air Meledak
Jenis yang kedua adalah stroke hemoragik.
Kalau yang ini ceritanya lebih dramatis, karena bukan jalan macet, tapi pipa bocor.
Pembuluh darah di otak pecah, darah ngalir keluar ke jaringan otak, bikin tekanan meningkat dan merusak sel-sel sekitar.
Bayangin rumah tiba-tiba pipa airnya jebol, air muncrat ke mana-mana, tembok jadi basah, listrik korslet.
Sama kayak itu, tapi di otak. Biasanya penyebab utamanya adalah tekanan darah tinggi yang dibiarkan bertahun-tahun atau pembuluh darah yang memang rapuh.
Penanganannya jelas beda: dokter harus buru-buru nurunin tekanan darah dan kadang harus operasi buat buang darah yang menekan otak.
Ini bukan sesuatu yang bisa ditunda, karena setiap menit berarti.
Kenapa Harus Cepat
Masalahnya, gejala stroke iskemik dan hemoragik sering mirip.
Orang bisa tiba-tiba bicara pelo, wajahnya berubah, atau salah satu tangan jadi nggak bisa digerakkan.
Itu kenapa di dunia medis ada istilah “time is brain.” Setiap menit terlambat, ribuan sel otak bisa mati permanen.
Jadi yang paling penting ketika ada tanda-tanda stroke bukan menebak-nebak jenisnya, tapi langsung lari ke rumah sakit besar.
Di sana dokter akan pakai CT scan buat bedain, apakah ini stroke jenis jalan macet atau jenis pipa bocor.
Dari situlah baru bisa ditentukan pengobatannya. Kalau salah langkah, akibatnya bisa fatal.
Alarm Mini: TIA
Nah, yang bikin tambah rumit, ada juga kejadian yang disebut TIA atau mini-stroke.
Ini kayak alarm kebakaran kecil. Gejalanya sama, wajah tiba-tiba aneh, bicara pelo, tangan lemes, tapi hanya berlangsung sebentar dan kemudian hilang.
Banyak orang mikir, “Ah, sudah normal lagi kok.”
Padahal ini justru alarm keras.
Kalau diabaikan, bisa jadi dalam beberapa hari atau minggu ke depan terjadi stroke beneran yang jauh lebih parah.
Cara Mencegah
Kalau ngomongin pencegahan, sebenarnya stroke bukan kutukan yang nggak bisa dihindari.
Sebagian besar kasus bisa dicegah dengan gaya hidup yang lebih sehat.
Tekanan darah tinggi adalah musuh utama, jadi rajin cek tensi itu penting. Kalau rokok dan alkohol masih jadi sahabat harian, ya harus rela putus hubungan.
Makanan juga punya peran besar, jangan kebanyakan gorengan, garam, dan makanan olahan.
Tubuh kita butuh lebih banyak sayur, buah, dan daging yang dimasak dengan cara sehat.
Aktivitas fisik juga kunci. Jalan kaki setiap hari, naik tangga, atau sekadar gerak badan ringan bisa bikin pembuluh darah tetap lentur.
Dan buat yang punya riwayat gula darah atau kolesterol tinggi, jangan pura-pura nggak tahu. Rajin kontrol bisa nyelametin hidup.
Tanda-Tanda Darurat
Yang paling penting, kenali tanda-tanda stroke sedini mungkin.
Kalau tiba-tiba wajah seseorang jadi mencong, bicara jadi pelo, atau salah satu tangannya lemas, jangan nunggu.
Anggap itu darurat.
Jangan pikir, “Ah, nanti juga hilang sendiri.”
Ingat, di stroke, setiap menit adalah emas. Semakin cepat ditolong, semakin besar kesempatan untuk pulih.
Sekali otak rusak, nggak ada cadangannya.
Dan di dunia stroke, setiap menit benar-benar berarti hidup atau mati.
Leave a Comment
No Comments
There are no comment for this article yet. Be the first one to post a comment!