Apa Betul Stres Bikin Orang Tambah Gendut?

Apa Betul Stres Bikin Orang Tambah Gendut?

JANGAN SEPELEKAN STRES KARENA KONDISI INI BISA MERUBAH FISIK ANDA DALAM SEKEJAP MATA.

Dari yang awalnya tampak awet muda jadi keriput atau yang tadinya kurus jadi gemuk.

Lantas bagaimana berat badan seseorang bisa melonjak hanya karena stres?

Begini penjelasannya.

Sebuah studi baru dari AS menemukan bertambahnya berat badan seseorang karena stres dan depresi diakibatkan kondisi mental tersebut mempengaruhi atau bahkan mengubah cara tubuh dalam memproses makanan berlemak.

Hal ini dibuktikan peneliti dengan melibatkan 58 partisipan wanita paruh baya.

Sebelum ikut dalam riset, partisipan diberi makan tiga kali sehari dengan menu standar di rumah.

Kemudian mereka semua diajak ke lab Wexner Medical Center, Ohio State University agar mereka bisa diberi makanan berlemak tinggi selama dua hari.

Mengapa harus di lab?

Ini karena peneliti ingin memonitor metabolisme tiap partisipan secara langsung.

Di hari yang sama, partisipan juga diminta menjawab kuesioner yang dirancang khusus untuk mengetahui gejala depresi yang dimiliki partisipan, pola makan harian, dan pola aktivitas fisik mereka.

Peneliti juga mencatat sejumlah kejadian yang membuat partisipan tertekan akhir-akhir ini.

Kemudian peneliti mulai menghitung berapa banyak kalori yang dibakar partisipan saat rehat dengan menggunakan tes metabolik, dan tes ini diulang tiap empat jam sekali tiap tujuh jam setelah makan.

Sebagai pembanding, peneliti juga menghitung kadar hormon kortisol, insulin, glukosa dan lemak darah partisipan.

Ternyata wanita yang stres atau depresi membakar kalori dan lemak lebih lambat tujuh jam setelah makan burger atau junk food.

Kadar insulin dan kortisolnya juga tinggi, padahal keduanya sama-sama mendorong tubuh untuk menyimpan lemak tak sehat di perut maupun bagian tubuh lainnya.

“Kalaupun perbedaan kalori pada yang stres dengan yang tidak dalam sehari cukup kecil tapi bila ini diakumulasikan dalam setahun ya jumlahnya bisa mencapai beberapa kilogram,” tutur peneliti Janice Kiecolt-Glaser dari Ohio State University College of Medicine.

source: Detik.com