Apa Itu Penyakit Dekompresi Yang Rentan Dialami Para Penyelam?

Apa Itu Penyakit Dekompresi Yang Rentan Dialami Para Penyelam?

Di tengah usaha pencarian para korban pesawat Lion Air JT-610, tersiar kabar duka dari Syachrul Anto, salah seorang anggota Indonesian Diver Rescue Team dan juga relawan Basarnas, yang diduga meninggal akibat penyakit dekompresi pada Jumat lalu.

Apa itu penyakit dekompresi dan mengapa bisa menyebabkan kematian?

Di tengah usaha pencarian para korban pesawat Lion Air JT-610, tersiar kabar duka dari Syachrul Anto, salah seorang anggota Indonesian Diver Rescue Team dan juga relawan Basarnas, yang diduga meninggal akibat penyakit dekompresi pada Jumat lalu.

Apa itu penyakit dekompresi dan mengapa bisa menyebabkan kematian?

Penyakit dekompresi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyakit yang diakibatkan oleh berkurangnya tekanan ambient yang mengelilingi tubuh.

Jika Anda seorang penyelam, contoh yang jelas adalah apa yang terjadi pada tubuh Anda ketika Anda muncul setelah menyelam.

Penyakit dekompresi

Penyakit dekompresi adalah hasil dari dekompresi yang tidak memadai setelah terpapar tekanan yang meningkat.

Dalam beberapa kasus, penyakit ini ringan dan bukan ancaman langsung.

Dalam kasus lain, cedera serius memang terjadi, dan ketika ini terjadi, semakin cepat perawatan dimulai, semakin baik kesempatan untuk pemulihan total.

Penyakit dekompresi diperkirakan dihasilkan dari gelembung yang tumbuh di jaringan dan menyebabkan kerusakan lokal.

Ketika seorang penyelam terkena lingkungan bertekanan tinggi, gas inert (nitrogen, misalnya) menumpuk di jaringan.

Semakin dalam menyelam, semakin cepat daya serap tubuh terhadap gas-gas tersebut.

Ketika penyelam naik, terjadi pembalikan proses, dan gas meninggalkan jaringan.

Naiknya penyelam ke permukaan harus dikontrol untuk memungkinkan eliminasi gas yang teratur, atau “pencucian”, dari akumulasi gas.

Naik ke permukaan dengan lambat dan dilakukan secara kontinyu atau bertahap, biasanya memungkinkan untuk dekompresi yang aman, sedangkan naik ke permukaan yang terlalu cepat setelah akumulasi gas kadang-kadang dapat menyebabkan penyakit dekompresi.

Selama menyelam, jaringan tubuh menyerap nitrogen dari gas pernapasan sebanding dengan tekanan sekitarnya.

Selama penyelam itu tetap berada di tekanan normal, gas itu tidak jadi masalah.

Jika tekanan berkurang terlalu cepat, nitrogen keluar dari larutan dan membentuk gelembung di jaringan dan aliran darah.

Ini biasanya terjadi sebagai akibat dari melanggar atau mendekati batas-batas tabel menyelam, tetapi juga dapat terjadi bahkan ketika pedoman yang diterima telah diikuti.

Gelembung yang terbentuk di dalam atau di dekat sendi adalah penyebab rasa sakit sendi yang timbul.

Ketika tingkat gelembung tinggi terjadi, reaksi kompleks dapat terjadi di dalam tubuh, biasanya di sumsum tulang belakang atau otak.

Mati rasa, kelumpuhan dan gangguan fungsi serebral yang lebih tinggi dapat terjadi.

Jika sejumlah besar dekompresi terlewatkan dan sejumlah besar gelembung memasuki aliran darah vena, gejala kongestif di paru-paru dan syok sirkulasi dapat terjadi.

Siapa saja yang bisa mengalami penyakit dekompresi?

Penyakit dekompresi mempengaruhi penyelam scuba, penerbang, astronot dan pekerja udara bertekanan.

Penyakit ini menyerang secara acak.

Faktor risiko utama untuk penyakit dekompresi adalah berkurangnya tekanan ambient, tetapi ada faktor risiko lain yang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit dekompresi.

Faktor-faktor risiko yang diketahui adalah penyelaman yang dalam / panjang, air dingin, latihan keras di kedalaman air, dan naik ke permukaan dengan cepat.

Faktor-faktor lain yang dianggap meningkatkan risiko penyakit dekompresi tetapi merupakan bukti yang tidak konklusif adalah obesitas, dehidrasi, latihan keras segera setelah berada di permukaan, dan penyakit paru-paru.

Selain itu, tampaknya ada faktor-faktor risiko individu yang belum teridentifikasi.

Inilah sebabnya mengapa beberapa penyelam tampaknya mengalami penyakit dekompresi lebih sering daripada yang lain meskipun mereka mengikuti riwayat selam yang sama.

Karena penyakit dekompresi adalah peristiwa acak, hampir semua riwayat penyelaman dapat mengakibatkan penyakit ini, tidak peduli betapa amannya prosedur yang terlihat.

Alasannya adalah bahwa faktor-faktor risiko, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui, dapat mempengaruhi probabilitas penyakit dekompresi dalam berbagai cara.

Karena itu, evaluasi penyelam untuk kemungkinan penyakit dekompresi harus dilakukan atas dasar kasus per kasus dengan mengevaluasi tanda dan gejala yang dialami penyelam dan tidak hanya berdasarkan riwayat menyelam.

Gejala penyakit dekompresi

– Kelelahan yang tidak biasa

– Kulit gatal

– Nyeri pada persendian dan / atau otot lengan, kaki atau badan

– Pusing, vertigo, telinga berdenging

– Mati rasa, kesemutan dan kelumpuhan

– Sesak napas

Tanda-tanda penyakit dekompresi

– Kulit mungkin menunjukkan ruam dengan bercak-bercak

– Kelumpuhan, kelemahan otot

– Kesulitan buang air kecil

– Kebingungan, perubahan kepribadian, perilaku aneh

– Amnesia, tremor

– Sempoyongan

– Batuk berdarah, air liur berbusa

– Ambruk atau tidak sadarkan diri

Catatan: Gejala dan tanda-tanda tersebut biasanya muncul dalam 15 menit hingga 12 jam setelah muncul ke permukaan, tetapi dalam kasus yang parah, gejala dapat timbul sebelum muncul ke permukaan atau segera setelahnya.

Kejadian gejala yang tertunda jarang terjadi, tetapi itu bisa terjadi, terutama jika setelah menyelam diikuti dengan perjalanan udara.

Pencegahan penyakit dekompresi

Penyelam untuk tujuan rekreasi harus menyelam secara hati-hati, apakah mereka menggunakan tabel selam atau sistem komputer.

Penyelam berpengalaman sering memilih kedalaman pada tabel (dibandingkan kedalaman sebenarnya) 10 kaki (3 meter) lebih dalam dari yang diminta oleh prosedur standar.

Praktek ini sangat disarankan untuk semua penyelam, terutama ketika menyelam di air dingin atau menyelam di bawah kondisi berat.

Penyelam yang menggunakan sistem komputer harus berhati-hati dalam mendekati no-decompression limits (batas waktu atau jumlah waktu untuk penyelam dapat tinggal di kedalaman tertentu), terutama ketika menyelam lebih dari 100 kaki (30 meter).

Menghindari faktor-faktor risiko yang disebutkan di atas (penyelaman yang dalam / panjang – kecuali Anda seorang rescue diver, latihan di kedalaman air atau setelah menyelam) akan mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit dekompresi.

Paparan ketinggian atau terbang terlalu cepat setelah menyelam juga dapat meningkatkan risiko penyakit dekompresi.