Bahaya Kesehatan Abu Vulkanik
Hujan abu dapat mempengaruhi area yang sangat luas di sekitar gunung berapi dan dapat menyebabkan gangguan besar terhadap kehidupan normal.
Gunung berapi aktif seperti Merapi dan gunung Agung kembali erupsi beberapa waktu terakhir ini, yang juga kembali mengeluarkan abu vulkanik.
Dalam sebagian besar letusan, abu vulkanik menyebabkan masalah kesehatan yang relatif sedikit, tetapi menimbulkan banyak kecemasan.
Orang dapat lebih takut terhadap bahaya kesehatan abu dan gas vulkanik daripada risiko kematian akibat bahaya yang lebih besar, seperti aliran piroklastik atau awan panas.
Namun, hujan abu dapat mempengaruhi area yang sangat luas di sekitar gunung berapi dan dapat menyebabkan gangguan besar terhadap kehidupan normal.
Efek abu vulkanik pada kesehatan dapat dibagi menjadi beberapa kategori: efek pada pernapasan, efek pada mata, iritasi kulit dan efek tidak langsung misalnya efek pada jalan, listrik, persediaan air, sanitasi, risiko runtuhnya atap bangunan, dan kesehatan hewan.
Apa yang harus dilakukan untuk melindungi diri terhadap abu vulkanik?
Batasi mengemudi
Segera setelah hujan abu, bahkan yang ringan, kondisi mengemudi, visibilitas dan kualitas udara dapat terpengaruh secara drastis, terutama oleh endapan abu yang mempengaruhi lalu lintas.
Curah hujan yang turun memiliki efek tiba-tiba tetapi sementara dalam meningkatkan kualitas udara sampai abu mengering lagi.
Kami menyarankan, setelah hujan abu, Anda menahan diri dari mengemudi dan tinggal di dalam ruangan jika memungkinkan.
Jika Anda harus mengemudi, jagalah jarak yang jauh dari kendaraan di depan Anda dan berkendara dengan perlahan.
Kurangi abu di dalam rumah Anda
Tutup semua pintu dan jendela jika memungkinkan.
Perlindungan
Mereka yang melakukan operasi pembersihan harus selalu memakai masker debu yang efektif.
Jika tidak ada masker yang sesuai standar kesehatan, masker dari kain akan menyaring partikel abu yang lebih besar yang dapat menyebabkan iritasi tenggorokan dan mata.
Melembabkan kain dengan membasahinya menggunakan air akan meningkatkan efektivitasnya.
Orang dengan bronkitis kronis, emfisema atau asma disarankan untuk tetap di dalam ruangan dan menghindari paparan abu.
Perlindungan mata
Dalam lingkungan yang penuh abu halus, kenakan goggles (kacamata debu / kacamata selam) atau kacamata korektif daripada lensa kontak untuk melindungi mata dari iritasi.
Air minum
Setelah hujan abu ringan biasanya aman untuk meminum air yang terkontaminasi abu, tetapi lebih baik menyaring partikel abu sebelum minum.
Namun, abu meningkatkan kebutuhan klorin dalam air yang diuraikan dari permukaan yang terdisinfeksi, oleh karena itu, secara mikrobiologis tidak aman untuk diminum.
Abu biasanya akan membuat air minum tidak enak (terasa asam, seperti logam atau pahit) sebelum menimbulkan risiko kesehatan.
Cara paling aman untuk memastikan kesehatan Anda adalah dengan membeli atau menyimpan persediaan air sebelum kejadian.
Kumpulkan cukup air minum setidaknya selama seminggu (hingga satu galon, atau 3-4 liter, per orang per hari).
Jika Anda mengandalkan penampungan air hujan, tutup tangki dan lepaskan semua pipa pembuangan atau saluran air sebelum hujan abu turun.
Sayuran yang ditanam di rumah
Sayuran yang ditanam di kebun sendiri dan tertutup abu aman dikonsumsi setelah mencucinya dengan air bersih.
Pembersihan
Siramkan air secukupnya ke endapan abu sebelum dibuang dengan menggunakan sekop.
Berhati-hatilah agar tidak terlalu membasahi endapan abu di atas atap, karena dapat menyebabkan beban berlebih dan bahaya runtuh.
Menyikat abu dalam keadaan kering dapat menghasilkan tingkat paparan yang sangat tinggi dan harus dihindari.
Kurangi menggunakan selang dengan air dalam jumlah besar karena dapat menyebabkan kekurangan air di daerah padat penduduk.
Leave a Comment
No Comments
There are no comment for this article yet. Be the first one to post a comment!