Ini Zaman Di Mana Para Ibu Bekerja. Bagaimana Menjadi Super Mom !

MEREKA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN SAMBIL MEMBESARKAN GENERASI BERIKUTNYA.
TAPI APAKAH MEREKA MENDAPATKAN DUKUNGAN YANG LAYAK DAN YANG DIBUTUHKAN?
Ibu yang bekerja bukan merupakan konsep baru di Indonesia, namun sangat sulit untuk mendapat dukungan dan pengakuan yang layak.
Sementara kesenjangan sosial antara ibu yang bekerja dan yang tidak selalu muncul dipermukaan, pemerintah dan pelaku bisnis mulai menunjukkan tanda penghargaan bagi para ibu yang bekerja dan mulai mendukung mereka.
Fakta mengatakan bahwa banyak ibu yang bekerja, baik mereka menyukainya atau tidak.
MEMAKSAKAN DIRI
Peneliti menemukan bahwa hampir 80% wanita yang anak terkecilnya berusia antara 6-14 tahun bekerja.
Dan dua pertiga dari ibu dengan anak berusia di bawah 6 tahun bekerja paruh.
Namun, bukan karena kecintaannya terhadap pekerjaan yang membuat mereka kembali bekerja.
Survei baru-baru ini menunjukkan bahwa hampir tiga perempat perempuan yang kembali bekerja setelah dua tahun memiliki bayi melakukannya karena alasan keuangan.
Para ibu tidak hanya bekerja secara profesional.
Peneliti mengungkapkan bahwa perempuan yang bekerja paruh waktu menghabiskan waktu 8 jam 34 menit untuk mengurus anak-anaknya, sementara yang bekerja full-time menghabiskan 6 jam 39 menit.
Yanti Wahyudi, seorang peniliti sosial, mengatakan bahwa para ibu yang bekerja inilah yang bisa menggeser kultur yang sudah ada demi kebaikan mereka.
“Keberanian dan kekuatan mereka sangat penting untuk meminta perubahan.
Mereka telah menggesernya karena kebutuhan,” katanya.
“Ibu yang bekerja tahu bahwa mereka dibutuhkan di tempat kerja dan di rumah. Mereka juga berusaha untuk mendapat pengakuan.”
“Para ibu telah bekerja selama berpuluh-puluh tahun dan sekarang mereka meminta dukungan yang berhak mereka dapatkan.”
DUKUNGAN TIBA
Bulan lalu, pemerintah mengumumkan rencana untuk mengubah undang-undang sehingga ibu baru akan, untuk pertama kalinya, memiliki hak yang jelas untuk meminta pada atasan mereka agar pekerjaannya menjadi fleksibel setelah cuti melahirkan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang bekerja menguntungkan bagi keluarga dan masyarakat secara umum.
Studi di Amerika pada tahun 2012 menemukan bahwa perempuan yang kembali bekerja full-time setelah baru saja memulai kehidupan berkeluarga cenderung lebih memiliki kesehatan mental dan fisik yang lebih baik daripada mereka yang diam di rumah.
Peneliti dari University of Akron and Penn State University menemukan bahwa perempuan yang menyeimbangkan karir dan kehidupan keluarga memiliki lebih banyak energi dan mobilitas dan lebih kecil kemungkinannya untuk depresi.
Bahkan anak-anak mendapat keuntungan jika memiliki ibu yang bekerja, meskipun paruh waktu.
Studi dari Australia pada 2010, dilakukan oleh University of New England, menemukan bahwa anak-anak dari ibu yang bekerja paruh waktu lebih kecil kemungkinan untuk kelebihan berat badan, jarang menonton televisi, jarang memakan junk food, dan lebih aktif dalam melakukan aktifitas fisik daripada anak yang ibunya bekerja full-time (lebih dari 34 jam dalam seminggu) atau ibu yang diam di rumah.
Seperti yang telah dibuktikan bahwa para ibu yang bekerja sangat berharga bagi keluarga dan masyarat, lalu apa yang dibutuhkan untuk mendukung mereka?
TIDAK CUKUP BAIK
Peneliti juga mengatakan bahwa sementara ada bukti yang menunjukkan pergeseran kebijakan untuk kebaikan para ibu yang bekerja, perubahan nyata dalam kultur pekerjaan secara ironis harus difokuskan kepada ayah yang bekerja.
“Saya sangat percaya bahwa satu-satunya cara ke depannya untuk ibu yang bekerja adalah untuk fokus pada ayah yang bekerja,” katanya.
“Kita harus mendukung ayah yang bekerja agar mereka lebih memperhatikan keluarga dan anak-anaknya.”
“Hanya ketika para ayah melakukannya maka pesan akan tersampaikan pada para pekerja yang mengambil cuti hamil dan penetapan kerja yang lebih fleksibel tidak akan membunuh karir seorang perempuan dan bukan berarti Anda adalah pekerja yang tidak setia.”
TIPS BAGI PARA IBU YANG SIBUK
Ada banyak saran bagi para ibu yang bekerja secara profesional.
Inilah tips yang paling bermanfaat:
- Luangkan waktu 30 menit di akhir pekan untuk rencana mingguan.
Lakukan dengan keluarga agar semua terlibat.
- Kesehatan yang baik butuh usaha; bukan sebuah masalah untuk meminta bantuan.
- Jangan biarkan anak kelaparan dan hanya memakan sandwich atau roti isi untuk makan malam.
- Simpan keranjang untuk menyimpan barang di setiap ruangan.
Hal ini akan membuat ruangan tetap rapih. Kosongkan keranjang dan simpanlah barang-barang tersebut di tempatnya di akhir hari.
Mintalah pemilik barang untuk melakukannya.
- Buatlah perbincangan yang menarik untuk anak dan lupakan sejenak pekerjaan kantor.
Bicarakan hari mereka, ceritakan pengalaman keluarga, dan pujilah mereka untuk sikap dan kemampuan mendengar yang baik.
MENGHEMAT WAKTU UNTUK MEMBERSIHKAN RUMAH
Alih-alih mencoba untuk membersihkan seluruh ruangan di dalam rumah, pilih satu ruangan untuk dirapikan setiap harinya dan lakukan dengan empat langkah mudah ini.
- Buanglah sampah.
- Simpan segala sesuatu di tempat yang seharusnya.
- Bersihkan meja.
- Bersihkan lantai dengan cara mengepel atau menyapu.
Tidak punya cukup waktu?
Lakukan dua langkah tersebut di pagi hari dan dua langkah lainnya di malam hari.
Leave a Comment
No Comments
There are no comment for this article yet. Be the first one to post a comment!