Arbiarso Wijatmoko: Edukasi Kebugaran Berdasarkan Sains

Fitness influencer, fitness coach, penulis dan pembicara adalah beberapa di antara kesibukan seorang Arbiarso Wijatmoko.
Ia tak ingin sekadar membagikan informasi seputar kebugaran dan diet sehat sembarangan, namun juga berdasarkan sains yang valid.
Begitu banyak informasi tentang hal-hal seputar dunia kebugaran, kesehatan dan diet yang sering kita temui, entah dari situs kesehatan, media cetak maupun media sosial.
Namun apakah informasi tersebut benar adanya, kita tidak pernah tahu, kecuali yang bersumber dari pakarnya atau berdasarkan studi penelitian.
Arbiarso Wijatmoko, seorang sarjana Ilmu Keolahragaan yang juga sekaligus pelatih pribadi dan konsultan kebugaran menyadari betul bahwa untuk mengedukasi masyarakat mengenai kesehatan dan kebugaran jangan hanya sekadar membagikan informasi asal-asalan yang mencomot dari sumber yang belum tentu terpercaya, namun juga harus disertai dengan ilmu atau sains agar terhindar dari informasi yang menyesatkan.
Mantan coach 20FIT Yogyakarta selama tiga tahun ini juga aktif menjadi pembicara di sejumlah seminar dan workshop baik online maupun offline tentang fitness dan diet.
Belum lagi menulis beberapa karya yang diterbitkan dalam bentuk e-book dan juga buku cetak, membuat pria yang hobi baca buku, menulis dan gerak badan ini menjadi salah satu fitness influencer yang tidak pelit ilmu.
Arbiarso bercerita mengenai sport science, apa itu kebugaran berdasarkan sains, tentang buku barunya yang sudah terbit, serta hal-hal lain seputar diet dan olahraga, seperti dalam obrolan dengan kami berikut ini.
Kenapa atau bagaimana awalnya bisa tertarik dengan sport science dan fitness?
Saya memang kuliah di IKOR (Ilmu Keolahragaan), Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Bidang spesifikasinya memang fitness.
Dulu sebenernya nggak seneng, milih itu sebenernya juga nggak sepenuh hati banget.
Sampai suatu waktu tahun 2014, saya diminta kepala jurusan untuk ikut seleksi mahasiswa berprestasi di Fakultas.
Saya nggak niat untuk menang, nggak ada ambisi apapun.
Eh, ternyata juara 1.
Sejak saat itu, saya mikir, juara 1 ini nggak boleh cuma jadi predikat, tapi harus jadi dampak buat orang.
Lalu dasar edukasi yang saya punya adalah kebugaran, jadi ya udah saya dalami ilmu itu dan memulai buat edukasi.
Apa saja sih yang dipelajari di Ilmu Keolahragaan itu?
Di olahraga pada dasarnya belajar manusianya dan belajar olahraganya.
Manusia, berarti di situ ada anatomi, fisiologi, histologi, gizi, psikologi, dan lain-lain.
Olahraga berarti belajar kecabangan olahraga, misal tenis, silat, sepakbola, dan lain-lain.
Beberapa juga ada mata kuliah umum semisal bahasa Inggris, bahasa Indonesia, perspektif global, dan banyak deh.
Lupa. Hehehe…
Apa yang dimaksud dengan belajar tentang kebugaran berdasarkan sains?
Seperti apa hubungan keduanya?
Semua itu ada ilmunya, ada sainsnya.
Apapun.
Apalagi kebugaran yang urusannya sama tubuh kita, ada aturan mainnya.
Sama kayak mesin, ada cara kerjanya, ada prinsip dasarnya.
Supaya kalau ada masalah bisa diperbaiki, maka kita harus tahu ilmunya.
Nah, buat badan juga sama.
Belajar kebugaran dengan sains itu maknanya adalah belajar kebugaran dengan ilmu.
Ilmunya bukan sembarang ilmu, tapi menggunakan ilmu yang valid atau sering disebut Evidence Based Sains.
Nggak sembarangan.
Apalagi dunia kesehatan dan kebugaran ini banyak mitos dan misinformasinya.
Anda juga sering membagikan pengetahuan tentang diet dan nutrisi.
Apakah bisa dibilang Anda juga seorang nutrisionis dan dietisien?
Saya tidak boleh bilang saya sebagai nutrisionis atau dietisien karena dasar studinya bukan di situ.
Apa hal yang harus difokuskan ketika seseorang ingin menurunkan berat badan, defisit kalori, dan surplus kalori?
Prinsip dasar menurunkan berat badan adalah defisit kalori.
Ini mutlak.
Supaya tercapai defisit ada banyak hal yang bisa dilakukan.
Prinsipnya ada 3, mengurangi asupan energi ke dalam tubuh, menambah pengeluaran energi dari tubuh, atau gabungan keduanya.
Langkah realnya banyak, misal mengurangi minuman yang mengandung kalori, memilih makanan yang kandungan energinya atau kalorinya jauh lebih rendah, dll.
Kalau surplus, prinsipnya juga ada 3, cuma dibalik aja, menambah asupan energi ke dalam tubuh, mengurangi pengeluaran energi dari tubuh, atau keduanya.
Apa saja pertanyaan yang paling sering Anda terima dari follower atau peserta seminar Anda?
Dan apa jawaban Anda atas pertanyaan tersebut?
Cara nurunin berat badan, cara naikin berat badan, cara ngencengin badan, makanan apa yang bagus buat diet, dll.
Jawabannya sih yang paling sering terlontar adalah “tergantung”.
Misalnya, ada yang tanya “makanan apa yang bagus buat diet?”, maka jawaban saya tergantung.
Definisi bagus itu apa dan untuk siapa.
Karena memang setiap orang beda-beda.
Ceritakan tentang buku “13 Kesalahan Fatal Pemula: Diet & Olahraga”.
Apa latar belakang menulis buku ini dan apa saja kelebihan buku Anda dibandingkan buku-buku lain yang sejenis?
Alasan menulis buku itu yang pertama adalah warisan.
Kalau saya mati, ada karya fisik yang saya punya.
Yang gampang, ya buku.
Kalau bikin patung, kelamaan.
Belum tentu bermanfaat juga.
Kedua, supaya nggak capek ngejawab pertanyaan yang sama.
Ketiga, supaya orang punya minat baca, terutama buku kebugaran.
Kelebihan buku saya adalah pertama, sudut pandang.
Banyak buku kebugaran itu bahas cara berhasil, tapi hampir nggak ada yang cara gagal.
Apa pentingnya mengetahui cara gagal?
Biar nggak diulang. Kedua, penuh dengan dasar studi.
Bisa dilihat di daftar pustaka, ada 129+ studi ilmiah yang saya gunakan sebagai dasar dan bukti, dimana sering buku kebugaran, seperti diet dan olahraga, itu tidak memasukkan itu, hanya berdasarkan “katanya”, “menurut saya”, atau pengalaman aja yang belum tentu cocok sama kondisi orang lain.
Ketiga, sangat ringan dibaca.
Saya dulu kalau belajar kebugaran, selain bahasanya Inggris (kadang juga ada Jerman, tapi nggak dibaca wong nggak ngerti), bentuknya jurnal.
Bisa dibayangin pusingnya gimana. Keempat, ada emosi.
Ada nampolnya, ada jlebnya, ada lucunya.
Saya sajikan dengan beberapa story telling dan imajinasi.
Selain buku Anda sendiri, buku apa lagi yang Anda anggap wajib dibaca tentang diet, kebugaran, atau kesehatan?
Duh, banyak.
Saya suka bukunya Bu Nunny Hersiana.
Ini buku yang sangat mengubah prinsip saya soal pengaturan pola makan.
Kalau buku luar negeri, buanyak buanget.
Top of Mind-nya Pyramid of Nutrition & Exercise dari Eric Helms.
Bisa diceritakan juga apa itu Moveet Indonesia dan Bugarlogy yang Anda kelola?
Moveet Indonesia itu awalnya komunitas workout.
Ketika saya udah nggak sempet ngisi sebagai pelatih, akhirnya jadi komunitas edukasi. Lalu saya buat website.
Sekarang, sudah nggak aktif dan tidak saya gunakan lagi.
Karenanya, saya bikin Bugarlogy.
Bugarlogy ini adalah tempat atau platform belajar kesehatan dan kebugaran berdasarkan Evidence Based Sains, yang menghubungkan ahli, praktisi, dan influencer untuk sama-sama meningkatkan kebugaran masyarakat Indonesia.
Nanti bisa dari buku, seminar, workshop, dll.
Apa pilihan Anda untuk asupan paling oke berikut ini?
Sarapan: 2-3 telur utuh, sayuran, dan sumber karbohidrat apapun (seringnya saya nggak sarapan dulu, setelah latihan baru makan. Alasan kenyamanan aja).
Makan siang: Ayam, sayuran, kacang-kacangan dan nasi.
Makan malam: Ayam atau ikan, sayuran, dan nasi.
Camilan: Saya sebenernya suka sama buah kayak semangka, nanas, atau pisang.
Kalau cemilan lain favorit saya itu pisang goreng.
Suplemen: Saya nggak pake sama sekali kalau suplemen.
Do’a dari istri itu suplemen banget. Hehehe…
Seperti apa jadwal latihan / olahraga rutin Anda saat ini?
Jadwal latihan saya 4 kali seminggu. Minimal 3 kali.
Menunya bisa Upper-Lower, bisa Total Body Workout, dll. Olahraga rekreasi yang saya suka itu futsal.
Tapi kalau sekarang paling jalan sambil dengerin podcast.
Untuk orang-orang yang baru mulai menjalani gaya hidup sehat dan menggabungkan unsur kebugaran, apa saran Anda untuk mereka?
Pertama, harus pakai ilmu. Ilmu sebelum amal.
Kalau nggak, nanti nyasar ke mana-mana.
Kedua, jangan gampang kebawa tren.
Tren kebugaran itu dari dulu selalu ada aja. Mayoritas tren yang “menyesatkan”.
Ketiga, jangan berhenti belajar.
Salah satunya bisa belajar dari buku saya, 13 Kesalahan Pemula: Diet dan Olahraga.
Keempat, banyakin action bukan ngeluh.
Kelima jangan bandingin hasil kita sama orang lain. Manusianya beda, titik mulainya beda, effort-nya beda.
Keenam, ikut komunitas atau follow orang-orang yang sevibrasi.
Ketujuh, yang paling penting adalah berdo’a. Metabolismenya bisa dimatikan kalau memang sudah kehendak-Nya.
Tubuh ini milik-Nya, dan akan dimintai pertanggungjawaban.
Kasih yang terbaik, jangan didzalimi.
—
Ingin menggali ilmu lebih dalam tentang kebugaran dan diet yang valid dengan Arbiarso, silakan kunjungi akun Instagram miliknya @arbiarso.
Leave a Comment
No Comments
There are no comment for this article yet. Be the first one to post a comment!