Berkenalan Dengan Devona Cools, Ikon Jakarta Fashion Week 2020
Sosok Devona Cools, model muda yang didapuk sebagai salah satu ikon Jakarta Fashion Week 2020 ini sudah mulai menghiasi berbagai kampanye JFW 2020 yang bakal terselenggara pertengahan bulan Oktober mendatang.
Yuk kenalan dengan si cantik blasteran Belgia ini.
Pekan mode tahunan terbesar dan paling berpengaruh di Asia Tenggara, Jakarta Fashion Week akan kembali hadir dan digelar pada 19 – 25 Oktober 2019 bertempat di Senayan City.
Ajang yang merupakan wadah bagi para pelaku industri mode untuk menampilkan karya terbaik mereka ini tentu saja juga bakal diramaikan oleh begitu banyak model rupawan.
Salah satu yang menarik perhatian di kampanye JFW 2020 adalah model yang menjadi ikon perhelatan akbar ini, yaitu Devona Cools.
Memiliki nama lengkap Devona Chantal Cools, gadis berusia 21 tahun ini kerap dibilang memiliki paket lengkap, dengan karakter wajah yang tak hanya cantik namun juga unik.
Bersama seorang model pria lainnya yang terpilih sebagai ikon JFW 2020, Axel Jan Thierry, Devona sudah sering terlihat di berbagai kampanye JFW 2020 selain tentunya juga bakal tampil di runway.
Didukung postur 178 cm dan berat 51 kg membuat Devona menjadi salah satu model muda Indonesia yang patut diperhitungkan.
Jika Anda belum tahu, mahasiswa Fashion Management di Binus Northumbria University ini juga memiliki seorang kakak yang berprofesi sebagai fotografer fashion, namanya Michael Cools.
Hal ini merupakan berkah tersendiri bagi Devona karena sang kakak adalah salah satu pendukung terbesarnya di dunia modelling.
Selain menekuni permodelan, Devona juga mencintai seni yang menjadi hobinya yaitu menggambar dan melukis.
Hobinya ini ia tuangkan dalam sebuah brand clothing line miliknya bernama Broken Echo, yang sebagian besar menampilkan fashion items seperti kaos, kemeja, sweater, jumpsuit, tas, hingga botol air minum dengan motif yang artsy dan colorful.
Penyuka gado-gado dan iced coffee ini berbagi cerita seputar kehidupannya di dunia model, keluarga dan juga impiannya, sebagaimana dalam obrolan dengan kami berikut ini.
Pertama, ceritakan dong latar belakangmu, seperti masa kecil dan keluarga.
Papaku orang Belgia, almarhumah Mamaku orang Padang.
Di keluargaku sudah terbiasa dengan budaya yang berbeda.
Lalu, keluargaku tipe yang dekat satu sama lain, sama Papa dan almarhumah Mamaku, aku dekat banget, sama kakak-kakak dan adikku aku juga dekat banget.
Kita saling cerita dari yang penting sampai yang gak penting.
Aku bersyukur punya masa kecil yang memorable karena keluargaku masih lengkap, karena ada Mama.
Banyak pelajaran dan nilai-nilai hidup yang Mama ajarin, dan itu keinget terus sampai sekarang.
Bersama keluarga tercinta
Lalu sejak kapan dan bagaimana awal mula terjun ke dunia modeling?
Aku di-scout oleh agency di Indonesia waktu aku umur 16 tahun, sekitar 5 tahun yang lalu.
Manajer agency itu lihat aku di Instagram dan tidak lama kemudian aku bergabung dengan agency-nya.
Punya kakak seorang fotografer fashion, apa plus minus yang kamu rasakan?
Bagaimana kedekatanmu dengan Michael?
Memiliki seorang fotografer fashion sebagai kakak aku adalah blessing karena aku selalu dapat bekerja sama dengannya kapan saja kita ada waktu luang dan lagi feeling creative.
Michael dan aku sangat dekat dan aku sangat sayang sama dia, dan aku selalu bersyukur atas kehadirannya dalam hidupku.
Antara panggung runway dan photoshoot, apa perbedaan terbesar yang kamu temukan?
Kalau runway saat itu juga kita berhadapan sama penonton, jadi segala sesuatu harus sempurna dan konsentrasi harus penuh.
Timing menjadi salah satu kunci.
Sesaat setelah show selesai, langsung lega karena sudah melaksanakan tugas dengan baik.
Apalagi kalau penontonnya antusias, rasanya senang sekali.
Kalau photoshoot, aku lebih relax, lebih bisa explore mau pose seperti apa, waktunya juga gak terlalu buru-buru.
Dua-duanya sama-sama fun buat aku.
Apa sih hal-hal yang kamu sukai dengan profesi model ini?
Aku suka profesi modeling karena aku bisa menjadi seseorang yang berbeda dengan setiap pekerjaan yang aku dapatkan.
Suatu hari aku bisa menjadi pretty princess, hari berikutnya aku bisa menjadi edgy rocker chick.
The options are endless!
“The grass is greener where you water it.”
Ada pengalaman di event internasional yang bisa kamu bagikan?
Belum ada.
Ceritakan tentang bagaimana kamu bisa terpilih sebagai JFW 2020 Icons, proses apa saja yang kamu lalui?
Untuk menjadi Icon JFW 2020, aku audisi beberapa bulan yang lalu, di mana aku dipilih untuk menjadi semi finalis.
Setelah itu, kami mengikuti kompetisi dan karantina yang berakhir dengan dua pemenang, satu wanita dan satu pria.
Kompetisi selama karantina sangat sulit dan ada banyak tantangan, tetapi pada akhirnya itu semua sangat worth it.
Dari penurunan berat badan, hingga audisi di antara ribuan kontestan yang penuh harapan, dan akhirnya terpilih sebagai icon.
Aku benar-benar diberkati dan berterima kasih atas kesempatan ini.
Sebagai model muda, kasih bocoran dong apakah kamu pernah merasakan perlakuan yang kurang mengenakkan dari senior sesama model atau mungkin desainer dan bagaimana kamu menanggapinya?
Satu hal yang aku tahu yang pasti adalah bahwa kita membutuhkan mental yang kuat untuk dapat bertahan di industri ini.
Tentu saja, aku ada experience dimana senior dan desainer memberi aku a rough time yang membuat aku kurang nyaman, tetapi aku percaya bahwa itu semua adalah bagian dari proses dan apa yang membuat mental seorang model kuat.
Apa saja rutinitas yang biasa kamu lakukan untuk merawat kecantikan dan menjaga kebugaran?
Aku makan sangat sehat dengan diet vegetarian, dan cheat meal aku satu kali sebulan.
Memang butuh komitmen dan kemauan yang kuat, tetapi aku sudah terbiasa sekarang karena konsistensi sangat penting dalam profesi ini.
Selain diet, aku juga berolahraga dengan melakukan banyak cardio dan aku juga ikut kelas Muaythai.
Di salah satu fashion show Biyan
Apa pilihan favorit kamu untuk hal-hal berikut ini dan alasannya?
Camilan: I love cireng!
Oh, and wajik, kroket and pastel with a lot of rawit.
Banyak banget sih, aku gak bisa pilih satu. Hehe…
Destinasi untuk traveling: Belgia, karena ada banyak keluarga aku di sana.
Film sepanjang masa: Forrest Gump, karena film ini mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak akan pernah tahu apa yang kita bisa lakukan jika kita tidak mencoba.
Desainer: Biyan Wanaatmadja, karena desain-desainnya sangat magical menurut aku, dan kemarin jalan untuk fashion show-nya adalah salah satu pencapaian terbesar aku.
Fotografer: Tentu saja Michael Cools, forever and always.
Kosmetik / beauty care yang selalu ada di tas kamu: Lucas Papaw Ointment, bisa dioles ke luka-luka, gigitan serangga, kulit kering dan bibir pecah-pecah.
Setelah menjadi model, adakah yang berubah dari gaya fashion kamu antara dulu dan sekarang?
Aku selalu menyukai fashion sejak aku masih kecil, profesi impian aku waktu kecil adalah menjadi seorang desainer atau stylist.
Menurut aku gaya fashion aku masih sama, tetapi modeling telah membuat aku lebih percaya diri dan berani mikir out of the box.
Salah satu fashion item di Broken Echo
Apa impian yang masih belum terwujud dan ingin kamu capai entah dalam dunia modeling atau bidang lainnya?
Dan ada proyek apa lagi yang bisa kami lihat nantinya?
Kalau untuk modeling, aku ingin mencapai lebih banyak lagi, dan membuat orang-orang di sekitar aku bangga.
Fashion show untuk lebih banyak desainer ternama, foto-foto campaign besar, bahkan mungkin bekerja di luar negeri, siapa tahu.
Nah, kalau untuk proyek, aku punya brand sendiri juga, @brokenecho (di Instagram).
Brand aku menunjukkan kecintaan aku pada seni dan kecintaan aku pada fashion dan styling, jadi tentu saja membuat brand aku lebih besar juga salah satu impian aku.
—
Oke Devona, kita doakan agar semua impian kamu bisa terwujud.
Ingin tahu lebih banyak tentang sosok Devona Cools, bisa menyimak foto-fotonya yang cool di akun Instagram pribadinya @devonacools.
Leave a Comment
No Comments
There are no comment for this article yet. Be the first one to post a comment!