Dr. Arif Sabta Aji: Indonesia Sedang Menghadapi Masalah Triple Burden Malnutrition

Dr. Arif Sabta Aji: Indonesia Sedang Menghadapi Masalah Triple Burden Malnutrition

Bincang seputar nutrisi kali ini bersama Dr. Arif Sabta Aji, S.Gz.

Doktor muda ini berbagi banyak hal seputar dunia gizi mulai dari profesi ahli gizi, menjaga kesehatan mata, detoks, nutrisi untuk anak, hingga pandangannya mengenai kondisi kesadaran hidup sehat masyarakat Indonesia saat ini.

Bicara soal gizi atau nutrisi memang tidak ada habisnya.

Banyak sekali informasi seputar diet, makan sehat dan asupan gizi yang terkadang membuat masyarakat salah kaprah dalam menyerap informasi tersebut.

Ditambah dengan banyaknya produk-produk instan yang beredar dengan klaim sehat dan alami namun kenyataannya justru malah membahayakan kesehatan.

Di sinilah peran ahli gizi diperlukan untuk meluruskan apa yang terlanjur dipercaya masyarakat agar kita tidak semakin tersesat di tengah pusaran arus informasi yang silih berganti.

Salah satu profil ahli gizi yang kami tampilkan kali ini adalah Dr. Arif Sabta Aji, S.Gz alias Dr. Aji.

Staf dosen di Universitas Alma Ata Yogyakarta dan juga Kepala Bidang Kepemimpinan di Pengurus Nasional Ikatan Sarjana Gizi Indonesia (ISAGI) ini menjelaskan secara mumpuni berbagai hal yang berkaitan dengan nutrisi, sebagaimana dalam obrolan berikut.

Apa yang membuat Anda tertarik dengan nutrisi hingga memutuskan berkarir di bidang ini?

Memutuskan untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi dan mengambil jurusan ilmu gizi memang bukan sebagai pilihan utama waktu itu.

Layaknya seperti pada umumnya anak SMA lainnya, saya bercita-cita ingin sebagai seorang Dokter.

Tetapi, pada waktu itu, saya melihat ada peluang yang menarik untuk menjadi Ahli Gizi ditambah dengan Ibu saya seorang Diabetesi rasanya saya ingin berbuat sesuatu demi membantu kesehatan Ibu dan jadilah saya memilih Jurusan Ilmu Gizi setelah Pendidikan Dokter di Universitas Brawijaya.

Alhamdulilah, saya diterima di Jurusan Ilmu Gizi.

Bahkan sampai saat ini saya menekuni dan jatuh cinta dengan dunia gizi sampai menyelesaikan studi Doktoral saya bulan Agustus yang lalu di bidang Ilmu Biomedik dengan area penelitian pada studi Nutrigenetics.

Saat pasien atau klien datang, biasanya masalah apa yang mereka hadapi?

Dan sebaiknya berapa kali pertemuan agar mendapatkan hasil yang diharapkan?  

Mayoritas klien datang untuk konsultasi, baik online ataupun offline, terkait dengan masalah manajemen berat badan, pengaturan pola makan sebagai terapi gizi untuk penyakit tertentu seperti Diabetes, Hipertensi, Asam Urat, dll.

Kami menentukan jadwal untuk konsultasi dengan klien mulai dari tahap pertama, yaitu asesmen dan diagnosa gizi dan kemudian dilanjutkan ke tahap intervensi dan monitoring evaluasi.

Biasanya kami mengatur 4x pertemuan dengan 1x pertemuan untuk discovery call/asesmen dan dilanjutkan 3x pertemuan untuk monitoring dan evaluasi dengan jangka waktu satu kali setiap satu minggu.

Apa hal yang paling menantang dan menyenangkan dari pekerjaan Anda?

Banyak hal yang menyenangkan ketika kita sebagai ahli gizi bisa mendengar cerita dan sharing masalah mereka.

Kita tidak hanya berdiskusi satu arah, tetapi juga bisa saling belajar bagaimana caranya kita bisa bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang dialami klien.

Disamping itu, saya dapat belajar banyak pengalaman juga yang belum pernah saya alami dari klien.

Mungkin tantangannya adalah kita dituntut untuk lebih sabar lagi dalam mendengar keluhan yang dialami pasien, tidak bosan untuk selalu memberikan saran dan mengingatkan klien agar patuh dan disiplin dengan program yang sudah kita rencanakan sebelumnya.

Beberapa ahli gizi memanfaatkan teknologi untuk mengadakan online coaching, webinar dll.

Apakah teknologi juga mempengaruhi pekerjaan Anda / interaksi dengan pasien? 

Benar sekali, era digitalisasi saat ini memudahkan kita untuk lebih luas melakukan pendekatan dengan calon klien kita.

Seakan-akan sekarang kita sedang hidup di era yang borderless sehingga semua akses informasi bisa kita dapatkan dalam hitungan detik melalui pemanfaatan teknologi smartphone dan berbagai macam aplikasinya yang banyak kita gunakan.

Oleh karena itu, saya dan beberapa Ahli Gizi yang lain membuat akun media sosial di platform Instagram yang bernama Ask Your Dietitian (@askyourdietitian.id) untuk lebih memudahkan interaksi kita sebagai Ahli Gizi dengan masyarakat luas.

Banyak informasi, online coaching, program-program menarik seputar gizi dan kesehatan yang kita tawarkan dan salah satunya bisa diakses melalui platform ini.

Media online menjadi salah satu digital marketing strategy yang harus kita manfaatkan semaksimal mungkin.

Selanjutnya Ask Your Dietitian akan memperluas dengan mengembangkan Website dan Apps untuk memberikan konten yang lebih bermanfaat untuk masyarakat luas.

Menurut Anda, apa salah persepsi terbesar tentang nutrisi yang masih banyak beredar di masyarakat saat ini?

You are what you eat adalah istilah yang tepat menggambarkan profil kesehatan kita apakah ingin hidup sehat dan terhindar dari penyakit atau malah sebaliknya.

Banyak orang menginginkan tubuh yang sehat, tetapi mereka masih mempertahankan gaya hidup yang tidak sehat.

Selain itu, masih banyak penyebaran informasi tentang gizi dan kesehatan yang kurang tepat, mitos dan tradisi yang masih bertentangan dengan fakta yang ada berdasarkan bukti ilmiah, ketidaktahuan masyarakat akan informasi tentang baik dan buruknya konsumsi makanan dan minuman tertentu, dan masih banyaknya masyarakat yang percaya dan menggunakan cara cepat dan instan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menurunkan berat badan secara instan dengan metode yang kurang tepat akan memberikan efek yang negatif terhadap tubuh.

Apa hal-hal utama yang harus menjadi fokus perhatian orangtua mengenai nutrisi untuk anak-anak? 

Menurut saya, paradigma orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi anak sekarang ini tidak hanya dengan sekedar “memberikan makan”, tetapi juga harus diperhatikan kecukupan nilai gizi dan keberagaman makanan yang diberikan.

Dianjurkan anak bisa mengonsumsi dan memiliki minimum diversitas makanan ≥4 kelompok makanan.

Selain itu, untuk fase anak usia di bawah dua tahun ketika melakukan pengenalan makanan menjadi penting untuk efek jangka panjang pola makan anak tersebut.

Hal ini bertujuan untuk menghindari anak menjadi picky eater.

Kejadian yang umum kita ketahui sekarang adalah orang tua / caregivers memberikan makanan yang terlalu sedikit atau memiliki rasa yang kurang, dan memberikan makanan yang bersifat rendah energi dan zat gizi.

“Dedication, hard work all the time, and belief”

Hampir setiap saat kita memandangi layar gadget dan komputer.

Makanan atau nutrisi apa selain wortel yang harus kita konsumsi untuk mendukung kesehatan mata? 

Salah satu tindakan yang bisa kita lakukan untuk tetap menjaga kesehatan mata kita adalah dengan cara konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan tinggi asupan sayur dan buah sebanyak 3-5 porsi/hari, tetapi juga dengan menghindari konsumsi makanan yang tinggi kandungan lemak jenuh dan gula, dan meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi akan beberapa mineral penting seperti selenium dan zink untuk menjaga kesehatan retina mata kita.

Selain konsumsi wortel, masih banyak sumber bahan makanan lainnya seperti telur, ikan, sayuran (bayam, brokoli, kubis), daging, produk olahan susu dan buah sitrus (kiwi, jeruk, lemon).

Semua makanan tersebut mengandung tinggi antioksidan seperti vitamin A, C, E, dan mengandung asam lemak dan mineral zink dan selenium.

Bagaimana cara terbaik untuk mendetoks tubuh kita? 

Tubuh kita secara alami memiliki enzim yang membantu proses detoksifikasi yang terletak di dalam organ hati.

Proses ini terjadi secara periodik setelah kita secara konstan ketika beraktivitas terpapar oleh berbagai macam jenis zat toksin yang didapat dari udara, air, tanah, dan juga dari makanan.

Salah satu cara untuk memaksimalkan proses detoks dalam tubuh adalah dengan cara konsumsi tinggi serat yang secara langsung bisa kita dapatkan dari bahan makanan sayur, buah, dan biji-bijian.

Selain itu dengan cara meminimalisir tubuh kita terpapar oleh polutan yang ada di lingkungan sekitar seperti asap rokok, asap kendaraan, dll, menjaga status hidrasi cairan, aktivitas fisik yang cukup, dan istirahat yang cukup.

Kenapa ada orang yang harus menghindari jenis buah-buahan tertentu sedangkan umumnya kita tahu bahwa buah itu menyehatkan?

Untuk mendapatkan manfaat vitamin dan mineral yang dapat ditemukan di dalam buah-buahan secara lengkap, kita harus konsumsi variasi buah-buahan karena tidak ada satu jenis buah yang memiliki kandungan gizi terlengkap.

Jika kita memiliki kebiasaan untuk memilih jenis buah-buahan tertentu sebagai dampaknya kita jadi semakin sedikit pilihan variasi buah-buahan yang bisa kita makan.

Pengaruh dari kebiasaan, alergi, selera, dan kekhawatiran akan cerita mitos yang beredar dari orang tua untuk tidak konsumsi buah tertentu menjadi alasan kenapa ada orang yang harus menghindari jenis buah-buahan tertentu.

Padahal, orang yang konsumsi lebih banyak jenis buah sebagai bagian dari pola hidup sehat mereka akan lebih terhindar dari risiko beberapa penyakit kronis.

Bagaimana Anda melihat tren dan perubahan dalam hal nutrisi dan kesadaran untuk makan sehat di Indonesia?

Untuk saat ini di Indonesia sedang menghadapi masalah triple burden malnutrition, yaitu masalah gizi lebih seperti kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas, defisiensi zat gizi mikro seperti anemia gizi besi, serta masalah gizi kurang seperti stunting yang belum dapat dituntaskan hingga saat ini.

Tetapi, perubahan tren berkaitan dengan gizi dan kesehatan saya rasa sudah membaik dengan adanya program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang sudah dilakukan oleh Kemenkes telah memberikan perubahan yang signifikan terhadap meningkatnya gaya hidup sehat di masyarakat.

Hal ini terbukti dengan perilaku masyarakat urban yang telah sadar untuk berolahraga secara rutin, konsumsi makanan sehat dengan makin banyaknya catering sehat, dan telah muncul berbagai macam produk makanan dengan klaim kesehatan dan gizi.

Namun, untuk di daerah rural masih belum signifikan perubahannya.

Oleh karena itu, penyebarluasan informasi dan kegiatan yang bermanfaat untuk kesehatan lebih diseringkan dan bisa menjangkau ke daerah-daerah.

Saat ini, paradigma untuk beralih dari makanan ‘lebih’ menjadi makanan yang ‘lebih baik’ akan menjadi prinsip untuk beberapa tahun mendatang guna menyadarkan masyarakat untuk meningkatkan kualitas konsumsi makanan sehat di Indonesia.

Sebagai nutrisionis, seperti apa pola makan sehari-hari Anda dan olahraga apa yang rutin Anda lakukan untuk menjaga kebugaran? 

Menurut saya untuk mengimplementasikan pola makan sehat itu tidak terlalu rumit.

Asal kita bisa fokus dalam empat hal ini, yaitu penerapan gizi seimbang, melakukan aktivitas fisik secara teratur, istirahat dan kebutuhan cairan yang cukup.

Sebagai nutrisionis, saya selalu memperhatikan kualitas / isi dari makanan yang saya makan daripada kuantitasnya, selalu berhenti sebelum kenyang dan mulai makan saat lapar, menghindari konsumsi minuman kemasan yang tinggi gula, dan mencukupi kebutuhan cairan minimal 2 liter/hari.

Olahraga yang biasa saya lakukan adalah pergi ke tempat gym untuk latihan beban dan kardio selama 150 menit/minggu.

Mau tidak mau kita harus menyempatkan diri di tengah aktivitas kesibukan harian kita untuk berolahraga.

Apa saran yang bisa Anda bagikan kepada pembaca kami terutama yang ingin memulai perjalanan hidup sehat dengan rencana makan sehat?

Saya selalu menyampaikan di setiap kesempatan untuk teman-teman yang ingin memulai perjalanan hidup sehat bisa dengan mulai menerapkan SMART goals.

Dimana melakukan perubahan dengan perlahan namun bisa berkelanjutan.

Diantaranya kita harus menentukan tujuan yang Specific, Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant, dan Time-based (batasan waktu).

Mulailah dengan hal yang kecil dan lambat laun bisa ditingkatkan sesuai dengan kesanggupan kita untuk menjalankan hidup sehat.

Intinya adalah konsisten.

——

Profil singkat:

Dr. Arif Sabta Aji, S.Gz adalah ahli gizi, peneliti, dan sekarang menjadi salah satu staf dosen di Program Studi Master of Public Health Nutrition, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Alma Ata Yogyakarta.

Dia memperoleh gelar Doktor di Indonesia dengan usia yang masih muda, yaitu 26 tahun dan didapatkan dalam waktu 2 tahun 9 bulan.

Dr. Aji menempuh pendidikan sarjana di Universitas Brawijaya bidang Ilmu Gizi dan Kesehatan dan gelar Master dan Doktoralnya diraih di Universitas Andalas bidang Ilmu Biomedik dengan beasiswa Program Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).

Bidang keahliannya adalah Nutrigenetics, Maternal and Child Health and Nutrition, dan Chronic Disease Treatment with Lifestyle Medicine.

Pernah menerima beasiswa Sandwich-like untuk berkesempatan melakukan penelitian dan berkolaborasi dengan peneliti internasional lainnya di Food and Nutritional Science Department, University of Reading, UK pada tahun 2018-2019.

Hasil penelitiannya telah dipublikasikan di berbagai jurnal internasional.

Hobi:

Menulis, membaca, olahraga sepak bola dan futsal

Makanan, minuman & camilan kesukaan:

Makanan kesukaan: telur, ikan, tahu, tempe, dan buah pisang

Minuman kesukaan: kopi dan susu

Camilan kesukaan: Soyjoy dan Fitbar (biasa dimakan untuk pre-workout meals)

Dr. Aji bisa dihubungi melalui:

Instagram: @ajisabta

LinkedIn: Arif Sabta Aji

Email: sabtaaji@gmail.com