Suka Lapar Sebelum Tidur? Ada Tips Dari Fachrul Rozy, S.Gz, RD Agar Tidur Berkualitas

Registered Dietitian Fachrul Rozy berbagi ilmu seputar dunia diet dan nutrisi yang diulas secara luas.
Sedang mengalami susah tidur nyenyak atau tidur yang tak berkualitas?
Belum lagi sering lapar sebelum tidur?
Bisa jadi ada yang salah dengan asupan gizi Anda yang mungkin tidak seimbang.
Dietisien Fachrul Rozy membantu memberikan tips menyeimbangkan diet yang baik untuk menunjang kualitas tidur.
Fachrul Rozy, S.Gz, RD adalah seorang Dietisien Instalasi Perawatan Intensif (ICCU-HCU-ICU-PICU) di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi.
Lulusan S1 Program Studi Ilmu Gizi Stikes Baiturrahim Jambi ini memperoleh sertifikat kompetensi Registered Dietitian (RD) dari Organisasi Profesi Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI).
Pria yang gemar traveling dan menulis ini juga menjelaskan secara rinci perihal profesi dietisien yang dijalaninya serta hal-hal seputar isu diet dan nutrisi yang patut kita simak.
Yuk langsung saja ikuti obrolan kami dengan penyuka brownies, tortilla dan buah ini.
Apa perbedaan antara Dietisien dan Nutrisionis?
Menurut PMK nomor 26 tahun 2013 tentang penyelenggaraan dan Praktek Tenaga Gizi, Nutrisionis adalah seseorang yang telah menamatkan pendidikan Sarjana Gizi atau Sarjana Terapan Gizi dan telah lulus uji kompetensi dan hanya bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
Sedangkan Dietisien adalah seseorang yang telah lulus pendidikan profesi gizi atau mendapat sertifikat kompetensi dan telah lulus uji kompetensi dan mempunyai kewenangan untuk bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan dan diberikan kewenangan untuk menjalankan praktek mandiri.
Apa yang paling membuat Anda tertarik dengan nutrisi, dan bagaimana Anda menggambarkan filosofi Anda sebagai Dietisien?
Sesuai dengan slogan dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia yaitu “Svastha Harena” yang artinya perbaikan kesehatan melalui makanan / gizi, jadi dengan makanan kita bisa membantu menyehatkan masyarakat dan pasien khususnya.
Saya menggambarkan filosofi saya sebagai Dietisien yaitu dengan menjalankan gizi seimbang, perbanyak aktivitas fisik dan selalu mengukur status gizi secara berkala.
Sebagai seorang Dietisien di ruangan ICU, bisa digambarkan apa saja yang menjadi tugas Anda?
Dan apakah ada perbedaan dengan ruangan non ICU?
Melakukan pengkajian gizi, Asuhan Gizi (Nutritional Care Process) mencakup asesmen gizi (menghitung status gizi, melakukan recall asupan, mengkaji data klinis, biokimia dan riwayat klien), menegakkan diagnosa gizi (Nutrition Intake, Clinical dan behavior / perilaku, intervensi gizi (implementasi dan perencanaan diet termasuk menghitung kebutuhan energi, protein, lemak dan karbohidrat serta zat gizi esensial seperti mineral mikro dan makro), serta monitoring dan evaluasi gizi serta melakukan edukasi dan konseling gizi – dietetik.
Yang membedakan dengan ruangan non ICU, Dietisien di ruangan ICU mampu berkolaborasi dengan Dokter Penanggung Jawab Perawatan (DPJP) dalam terapi diet baik diet enteral sampai pemberian diet melalui intravena dan mendeskripsikan diet parenteral yang diberikan oleh Dokter ke dalam bentuk zat gizi.
Apa yang paling Anda sukai dari pekerjaan Anda?
Dan apa yang paling menantang?
Memberikan pelayanan gizi dan dietetik menjadi kepuasan bagi saya pribadi saat pasien menghabiskan makanan yang disajikan dan pasien bisa sembuh apabila patuh terhadap diet yang diberikan, karena makanan merupakan salah satu faktor terpenting dalam penyembuhan pasien, mempersingkat hari perawatan dan mengurangi biaya perawatan.
Yang paling menantang dalam pekerjaan saya adalah banyaknya profesi yang meniru pekerjaan profesi saya dan mengaku “Ahli gizi” tapi dalam intervensi malah memberikan info gizi dan diet yang keliru serta maraknya informasi diet salah yang beredar di masyarakat sehingga kami tergerak untuk selalu berperan aktif memberikan info gizi dan dietetik yang benar ke masyarakat.
Apa kesalahpahaman umum yang dimiliki orang tentang profesi Anda?
Kebanyakan orang menganggap kami adalah “Juru Masak” padahal kami tidak pernah menyentuh pengolahan makanan secara langsung.
Di rumah sakit dan di pelayanan makanan institusi seperti catering, lembaga pemasyarakatan, penyelenggaraan makanan banyak lainnya, kami bekerja sebagai Manager pelayanan makanan dan diet, mengatur perencanaan diet dan menghitung kebutuhan gizi, membuat siklus menu serta melakukan edukasi kepada masyarakat dan juga kepada pasien khususnya.
Apa tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat kita saat ini terkait dengan nutrisi dan diet?
Beredarnya informasi diet instan yang malah menimbulkan efek samping yang tidak bagus untuk status kesehatan, peningkatan konsumsi junk food dan perubahan tren milenial yang cenderung mengonsumsi makanan tinggi gula-garam, tinggi lemak dan tinggi karbohidrat serta rendah serat.
Padahal penelitian membuktikan ini bisa menimbulkan risiko dini mengalami penyakit tidak menular (seperti: penyakit cardiovaskuler, hipertensi, diabetes mellitus, kanker, dll).
Serta adanya masalah Stunting yang menjadi prioritas utama di bidang kesehatan, dimana stunting akan mempengaruhi kesehatan di masa mendatang.
Penelitian menemukan bahwa anak dengan stunting berisiko lebih tinggi mendapatkan penyakit tidak menular di usia dewasa dibanding dengan anak dengan status gizi normal.
Bicara soal tidur, bagaimana pengaruh makanan terhadap kualitas tidur kita?
Perut yang terisi dengan gizi seimbang akan menyebabkan kualitas tidur menjadi lebih baik.
Jika kita merencanakan menu yang ideal untuk tidur nyenyak, elemen apa saja yang menurut Anda paling penting?
Konsumsi gizi seimbang, lemak terbatas dan cukup serat.
“Diet yang benar? Tanya saya.”
Apa pendapat Anda tentang “late night snack”?
Apakah ada beberapa hal yang bisa Anda sarankan untuk orang-orang yang cenderung suka lapar sebelum tidur?
Late night snack adalah makanan lengkap atau makanan selingan yang dikonsumsi saat mengalami lapar di saat sebelum ataupun terbangun dari tidur.
Beberapa tips untuk orang yang cenderung suka lapar sebelum tidur yaitu:
• Tidak menunda atau melewatkan waktu jam makan sesuai anjuran Dietisien.
• Konsumsilah lauk rendah lemak sebagai sumber protein seperti ikan, putih telur dan susu skim.
• Konsumsilah buah-buahan tinggi serat seperti pisang sehingga memberikan rasa kenyang yang lama sebelum tidur.
• Tidak mengonsumsi makanan mengandung gas sebelum tidur karena akan menyebabkan risiko kembung.
Apakah menurut Anda waktu / jam makan penting untuk menyeimbangkan energi?
Sangat penting karena apabila menunda jam makan akan menyebabkan otak kekurangan oksigen sehingga mempengaruhi konsentrasi.
Otak hanya bisa mencerna zat gizi dalam bentuk oksigen yang merupakan pecahan akhir dari glukosa.
Saran Dietisien, pembagian energi sehari sesuai dengan jam makan yaitu terdiri dari 25% sarapan, 5% snack jam 10.00, 35% makan siang, 5% snack jam 16.00 dan 30% makan malam.
Menu makanan sehat apa yang selalu Anda terapkan sehari-hari dan olahraga apa yang rutin Anda lakukan?
Saya suka mengonsumsi ikan rendah lemak (nila, lele), ayam tanpa kulit 1 potong tiap kali makan dan buah lokal sumber vitamin C (seperti pepaya dan nanas) minimal 2 potong sehari, sayur minimal 3 kali sehari.
Olah raga yang rutin dilakukan yaitu jogging dan aerobik.
Apa saran yang bisa Anda bagikan untuk membantu pembaca kami yang ingin mengintegrasikan kebiasaan sehat dalam hal diet dan pengelolaan nutrisi?
• Selalu bijak dalam mencari informasi terkait program diet yang beredar di masyarakat.
Jika ingin mengatur diet lebih baik tanya ke nutrisionis / dietisien
• Konsumsilah gizi seimbang dengan pola piring makanku sesuai anjuran Kementerian Kesehatan, yaitu 1/3 karbohidrat, 1/3 lauk dan 2/3 piring terdiri dari buah dan sayur.
• Contoh menu sekali makan yaitu 150 gram sumber karbohidrat, 1 potong lauk hewani, 1 potong lauk nabati, 1 mangkok sayur dan 1 potong buah.
• Jika menjalankan pola diet penurunan berat badan maka waktu makanan lengkap yaitu sebelum jam 17.00.
Jika mengalami lapar boleh mengonsumsi 1 potong buah pada jam 19.00 atau jam 20.00.
• Program diet yang sehat tanpa efek samping, tidak mengganggu metabolisme tubuh dan disarankan nutrisionis / dietisien yaitu dengan pengurangan energi sekitar 500-1000 kalori perhari dengan target penurunan berat badan 0,5 kg/minggu atau sekitar 2 kg perbulan.
• Hindari konsumsi makanan junk food, tinggi gula-garam, rendah serat karena berisiko menyebabkan penyakit tidak menular.
• Selalu membaca label makanan dan informasi gizi pada makanan kemasan.
• Bergerak aktif seperti memperbanyak gerak / jalan minimal 6000 langkah perhari.
Olahraga rutin min 2-3 kali perminggu.
• Hindari merokok.
Lengkap sekali, kan?
Semoga bermanfaat, terutama untuk Anda yang tertarik dengan profesi dietisien.
Jika masih penasaran, Anda bisa mengikuti aktivitas Fachrul Rozy di akun Instagramnya @zeevernand.sgz.rd
Kegiatan Organisasi Profesi Fachrul Rozy, S.Gz, RD:
– Sekretaris Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) DPD Provinsi Jambi 2017-2022
– Sekretaris Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya RSUD Raden Mattaher Jambi 2018-Sekarang
– Wakil Ketua Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) DPD Provinsi Jambi 2015-2020
– Ketua Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) DPD Provinsi Jambi 2020-2025 (belum pelantikan)
Leave a Comment
No Comments
There are no comment for this article yet. Be the first one to post a comment!