Wanita Berotot Di Mata Inez Indriyani, Atlet Binaraga, Powerlifting Dan CrossFit

Inez Indriyani adalah atlet binaraga yang sudah malang-melintang di dunia bodybuilding dan angkat beban.
Meraih peringkat atas dan menjuarai berbagai kompetisi internasional, Inez membuktikan bahwa wanita Asia khususnya Indonesia mampu bersaing dalam olahraga yang identik dengan pose menunjukkan definisi otot tersebut.
Apa yang ada di pikiran Anda ketika melihat sosok Inez Indriyani, binaragawati Indonesia dengan badannya yang kekar berotot?
Seram, atau justru malah berdecak kagum?
Apapun yang Anda pikirkan, Inez menganggap bahwa wanita berotot itu menarik dan ia bangga dengan tubuhnya.
Betapa tidak, beberapa kali tubuh liatnya yang kekar mendapat apresiasi di kancah internasional seperti pada kompetisi CrossFit, powerlifting dan binaraga di Australia dan New Zealand yang kerap ia ikuti.
Meski seorang ibu rumah tangga dengan anak 3, tak menyurutkan aktivitas Sarjana S1 Multimedia Design ini untuk terus menjaga otot dan tubuhnya tetap fit, dengan aktif sebagai personal trainer, coach kelas CrossFit sekaligus manager operasional di VPT Gym yang dikelolanya di kota Malang, selain juga memberikan online coaching.
Pencapaian Inez di dunia olah otot juga tak lepas dari peran sang suami, Ryan Townson, yang juga turut andil sebagai pelatih pribadinya.
Di balik perawakan yang kekar dan kegemarannya terhadap weight training dan CrossFit, wanita yang menjadi brand ambassador suplemen Redcon1 ini tetaplah seorang wanita biasa yang hobi melukis, memasak, kuliner, dan kosmetik.
Inez berbagi banyak hal tentang pengalamannya di binaraga dan pandangannya tentang wanita berotot, serta tak ketinggalan tips mempertahankan bentuk otot, yang tentunya juga dapat bermanfaat bagi kaum Adam.
“Trying something new is scary, but what is scarier is: regret.“
Sejak kapan dan bagaimana awalnya tertarik dengan dunia fitness hingga akhirnya menjadi atlet binaraga?
Saya semenjak kecil cenderung gendut dan begitu saya menginjak remaja saya mulai mencoba berbagai metode untuk menurunkan berat badan.
Dari diet yang ekstrem, sampai olahraga ekstrem.
Lalu saya menemukan metode di mana latihan beban adalah cara yang paling sehat bagi mental dan fisik saya.
Saya discovered bahwa latihan beban bisa mengubah bentuk badan saya, bukan hanya mengubah ukuran dari besar ke kecil.
Dengan berjalannya waktu saya merasa dengan mempunyai target, saya akan lebih fokus dan progres ke level lebih tinggi.
Target itu awalnya saya mulai dengan photoshoot.
Saya harus diet lebih ketat supaya fisik terlihat lebih lean.
Setelah photoshoot sukses saya merasa lebih confident dengan set target lebih tinggi yaitu kompetisi binaraga.
Persiapan untuk kompetisi binaraga lebih intensif dan lama karena ekspektasi lebih tinggi juga.
Saya merasa mempunyai target tampil maksimal di kompetisi binaraga membuat diri saya disiplin dan komitmen dengan tujuan saya.
Apa hal yang paling menantang dan paling Anda nikmati di setiap kompetisi?
Yang saya nikmati adalah kepuasan melihat progres fisik minggu demi minggu, bulan demi bulan.
Juga jika saya bisa melampaui saat-saat di mana saya harus membatasi kalori, melakukan kardio lebih lama dan intensif, saya merasa bangga dan puas.
Banyak tantangan di sports binaraga.
Terutama sebagai wanita di mana hormon lebih cenderung berperan dalam mengatur mood, cravings, rasa lapar dan keinginan untuk makan manis-manis.
Saya harus bisa pandai dalam menyiasati saat-saat seperti itu, sehingga diet tetap disiplin tapi cravings juga terpenuhi walaupun tidak selalu maksimal.
Antara binaraga, powerlifting, dan CrossFit, mana yang paling tinggi kesulitannya?
Momen apa yang paling membanggakan dari ketiga bidang tersebut?
Jujur ketiga-tiganya sangat sulit.
Semua bidang itu sulit kalau kita mau sukses.
Binaraga, tantangan paling sulit itu menahan keinginan makan makanan yang tidak sepatutnya dimakan saat diet.
Menahan lapar, tidak makan di mana yang lain makan, menyiapkan makanan dari rumah, melakukan kardio di saat lelah dan lemas.
Tetap positif di mana progres tidak terjadi, semangat sering padam tapi saya harus berdiri lagi dan meyakinkan diri bahwa progres tidak harus linear.
Powerlifting, kesulitannya di mana kekuatan itu tidak bisa dicapai dalam jangka waktu pendek, apalagi sebagai atlet natural tanpa obat untuk memanipulasi hormon.
Latihan harus konsisten, sabar, dan percaya akan proses.
Saat di mana otot capek, harus bisa pandai mendengarkan tubuh jadi tidak dipaksa sehingga risiko cedera minimal.
Saat di mana cedera terjadi, harus bisa memaksa diri untuk istirahat supaya recovery lebih cepat.
CrossFit, sangat amat sulit juga.
CrossFit adalah gabungan dari beberapa sports seperti gymnastics, weightlifting, powerlifting, dan atletik.
Jadi yang dilatih bukan hanya kekuatan dan power, melainkan juga speed, endurance, koordinasi, agility, balance, stamina, fleksibilitas, dan accuracy.
Teknik dan keterampilan makan waktu dan kesabaran untuk dikuasai, jadi latihan harus tekun dan sabar.
Selain latihan yang keras dan intensif, mental juga perlu kuat, karena durasi workout CrossFit bervariasi dari sangat pendek, sampai lebih dari satu jam.
Setiap cabang olahraga saya ada momen yang saya sangat bangga dan tidak akan saya lupakan.
Di binaraga saya sempat mengambil peringkat ketiga tingkat nasional di divisi physique.
Physique itu menuntut massa otot yang relatif banyak dan level lemak yang sangat rendah.
Persiapan yang saya ambil makan waktu setahun.
Jadi perjuangan yang sangat panjang tapi membuahkan hasil.
Powerlifting, saya sempat menjuarai peringkat pertama di tingkat teritori Western Australia dan beberapa bulan yang lalu di Jakarta, setelah beberapa tahun vakum karena hamil dan punya anak.
CrossFit, di tahun 2010 saya lolos ke kompetisi regional di Sydney dan mendapat peringkat ke-7 se-Australia dan New Zealand.
Saya sebagai atlet tanpa latar belakang sports apapun, merasa hal itu adalah suatu kebanggaan tersendiri bisa bersaing dengan atlet dari negara Australia yang besar dan kuat.
Persiapan apa saja yang biasanya Anda lakukan sebelum kompetisi?
Misalnya latihan khusus, diet tertentu dll?
Untuk kompetisi binaraga, saya tentunya akan mengurangi asupan kalori tapi biasanya tidak drastis langsung rendah karena less is not always more.
Jadi biasanya yang saya kurangi adalah asupan karbohidrat, dan timing makan tiap makronutrisi.
Latihan beban saya usahakan intensitasnya tetap tinggi supaya massa otot tetap terjaga, lalu karena saya mesomorph (artinya gampang gain muscle tapi juga mudah gain fat dan badan cenderung menyimpan fat), saya libatkan kardio sejak awal tapi durasinya tidak terlalu lama.
Untuk powerlifting saya sebisa mungkin mengikuti programming spesifik untuk progressive overload.
Sebelum persiapan saya harus komit menentukan divisi / kelas berat badan yang mana, atau jika penilaian berdasarkan WILKS SCORE (persentase berat badan dan beban yang diangkat), saya berusaha stay on the game plan.
CrossFit beda lagi, karena prinsip CrossFit itu harus baik di segala komponen (tidak fokus di area spesifik), saya harus menganalisa apa yang saya perlu latih.
Kalau olympic weightlifting saya kurang baik, saya sebisa mungkin fokus ke area itu sebelum kompetisi supaya tidak ada kekurangan yang terlalu mencolok.
Persiapan kompetisi CrossFit juga saya usahakan konsul ke fisio atau Chiro atau pijat sports supaya badan berfungsi dengan optimal saat hari kompetisi.
Apa yang membuat Anda termotivasi untuk terus berkompetisi dan menang pada saat itu?
Saya sadar saat saya aktif kompetisi, usia dan kondisi badan saya prima.
Saya sadar bahwa performa akan menurun begitu usia saya bertambah.
Jadi saya pikir saya mau maksimalkan potensi saya selagi saya bisa mendorong badan dan pikiran sampai batas.
Juga yang membuat saya termotivasi adalah anak-anak saya.
Saat saya kompetisi binaraga, dua anak saya menonton di kursi penonton dan hal itu membuat saya sangat bersemangat.
Lalu begitu saya menyiapkan untuk kompetisi berikutnya saya selalu terpikir, saya ingin membuat anak-anak saya bangga, walaupun saat itu anak-anak saya masih kecil dan mungkin belum paham benar.
Saat saya aktif latihan CrossFit, saya selalu membawa anak-anak ke gym, setiap hari dan bisa berjam-jam menemani saya.
Saat saya melakukan Workout Of the Day (WOD) sering yang saya pikirkan adalah anak-anak yang ikut menemani saya latihan, dan saya menjadi semangat.
Anak-anak dan keluarga adalah motivasi saya nomor satu.
Bagaimana rasanya berada di atas panggung binaraga nasional / internasional?
Apakah seorang Inez merasa seperti menjadi orang yang berbeda saat kompetisi?
Rasanya sangat spesial.
Saat saya di panggung, saya sudah merasa menang.
Walaupun ada saat di mana saya tidak dapat peringkat, saya masih memegang rasa kemenangan karena saya sudah memberi yang terbaik saat preparasi dan di panggung.
Saya tetap merasa sebagai diri saya sendiri, justru malah saya tunjukkan kepribadian saya saat pose dan sesi routine (di mana saya harus menunjukkan aksi dan pose diiringi dengan pilihan musik).
Siapa inspirasi Anda dan juga orang yang paling berjasa dalam karir atlet Anda?
Suami saya Ryan yang selalu mendukung apapun yang saya pilih.
Beliau membantu mengatur program latihan, nutrisi, dan meluangkan waktu untuk melatih saya di gym.
Tidak hanya itu, Ryan juga bersedia menjaga anak-anak dan menyiapkan makanan saat saya perlu latihan.
Apa pandangan Anda tentang atlet / olahragawan yang menggunakan steroid untuk membentuk massa otot?
Saya tidak menentang keputusan mereka.
Saya sadar bahwa ada juga orang-orang yang berprofesi sebagai binaragawan / binaragawati profesional jadi mereka perlu menggunakan bantuan anabolik steroid karena tuntutan bidang mereka.
Semua keputusan, risiko, dan dampak negatif ada di tangan mereka.
Yang sangat disayangkan, seringkali mereka memberi saran tidak bertanggung jawab ke anak didik mereka sehingga anabolik steroid itu disalahgunakan.
Juga karena seringkali atlet-atlet ini menjadi panutan banyak orang, orang awam mengira pemakaian anabolik steroid itu aman dan bebas, namun kenyataannya anabolik steroid itu sangat berbahaya dan berisiko tinggi.
Jadi untuk menjawab pertanyaan ini, saya netral dan open minded tentang atlet yang menggunakan anabolik steroid.
Pertanyaan sepele tapi kami ingin tahu langsung dari sumbernya yang berpengalaman.
Kenapa dalam kompetisi binaraga, para pesertanya harus tampil dengan kulit tan?
Adakah alasan selain estetika mungkin?
Kulit yang tan dan diberi warna gelap dan kadang minyak, memberi efek definisi otot lebih jelas dan kondisi lebih lean karena lampu panggung yang sangat terang biasanya membuat definisi otot pudar, jadi warna gelap di kulit membantu menonjolkan definisi otot.
Selain itu bisa digunakan atlet untuk menyembunyikan tattoo karena kadang juri bisa terpengaruh dengan tattoo yang mungkin ofensif.
Apa pilihan Anda untuk asupan paling oke berikut ini?
Sarapan: telur atau daging merah.
Makan siang: nasi, sayur, daging ayam atau ikan rendah lemak.
Makan malam: sayur, nasi atau kentang, daging ayam / daging merah.
Camilan: whey protein, peanut butter, almonds.
Suplemen: ekstrak kunyit, ekstrak temulawak, minyak ikan, Renovit, B12, Halo (Redcon1), T432 (suplemen alami pendukung fungsi thyroid dari ATP Science), magnesium, vitamin D.
Lihat produk Renovit di Bukalapak
Lihat produk Renovit di Blibli
Lihat produk Halo Redcon1 di Bukalapak
Menurut Anda apa yang menarik dari wanita yang berotot?
Dan bagaimana caranya mempertahankan bentuk otot ketika sudah tak lagi aktif di kompetisi?
Wanita berotot menurut saya menunjukkan kalau mereka tidak berpandangan sempit, dan tidak kuno.
Seringkali wanita takut dengan latihan beban karena tidak mau berotot / berubah menjadi cowok.
Padahal kalau dilakoni secara natural (tanpa anabolik steroid) proses pembentukan otot di wanita itu sangat amat sulit dan memerlukan waktu, ketekunan, komitmen dan kesabaran.
Untuk mempertahankan massa otot saat tidak aktif kompetisi saya menghimbau untuk tetap latihan beban dengan resistan yang berat, jangan berpikiran repetisi tinggi itu membakar lemak dan memberi definisi.
Itu adalah prinsip kuno dan tidak selalu benar.
Selain itu, asupan protein juga harus optimal.
Binaraga itu adalah sports ilusi.
Jadi bagaimana caranya untuk memberi kesan “besar” tanpa harus benar-benar besar.
Caranya dengan menonjolkan definisi, dan karena itu level lemak badan sebaiknya dijaga supaya tidak naik terlalu tinggi kalau memang mau menjaga bentuk otot supaya masih bisa terlihat.
Bagaimana Anda melihat binaraga wanita di Indonesia saat ini dan apa harapan Anda untuk olahraga ini?
Kalau saya bandingkan dengan level internasional, sejujurnya masih jauh karena pengetahuan tentang nutrisi dan suplemen di Indonesia masih terbelakang.
Masih banyak (menurut saya) yang menggunakan obat-obatan anabolik sehingga mempengaruhi feminitas dan dampaknya di panggung wajah terlihat tidak segar dan terlalu maskulin.
Kondisi badan juga, seringkali mereka tampil terlalu kurus karena tidak mendedikasikan waktu lebih lama untuk latihan berat dan tergesa-gesa ingin lekas kurus / ‘kering’.
Selain itu, karena saya datang dari dunia binaraga internasional, saya masih merasa kategori / divisi bagi binaraga wanita di Indonesia itu kurang jelas kriterianya.
Harapan saya di binaraga wanita Indonesia, supaya atlet binaraga wanita tidak hanya mengandalkan personal trainer dan mitos-mitos yang belum berarti akurat.
Sebaiknya lebih kritis dengan informasi yang diterima dari personal trainer dan jangan asal percaya metode instan.
Informasi tentang fitness itu sangat luas dan generous di dunia web, tapi sayangnya kebanyakan disediakan dalam bahasa Inggris.
Saya menghimbau atlet-atlet supaya lebih giat belajar, dan mengunduh informasi dari sumber yang baik.
Kalau tidak paham bahasa Inggris, jangan stop dan menyerah, tapi coba cari tahu artinya dan belajar bahasa Inggris.
Juga semoga dunia binaraga di Indonesia tidak terlalu berpolitik, dan judges di kompetisi binaraga lebih objektif.
—
Tips fitness yang lebih banyak dari Inez Indriyani bisa Anda simak di situs yang dikelolanya yaitu https://inezfitnes.com/ atau bisa intip aktivitas fitness Inez di akun Instagram pribadinya @instanezzy.
Leave a Comment
No Comments
There are no comment for this article yet. Be the first one to post a comment!