Mendidik Anak: Mengapa Kita Harus Memberikan Pujian?

Mendidik Anak: Mengapa Kita Harus Memberikan Pujian?

PUJIAN BISA DIBERIKAN DENGAN BERBAGAI CARA, TAPI BEBERAPA JENIS PUJIAN LEBIH COCOK DIBERIKAN UNTUK ANAK-ANAK DIBANDINGKAN YANG LAINNYA.

INI DIA CARA TERBARU DALAM MEMBERIKAN PERSETUJUAN ORANGTUA.

Cara orangtua memuji anak berasal dari level pengamatan orangtua yang meningkat, dengan semakin banyak penelitian yang mengklaim bahwa memuji dengan benar dapat memberikan dampak yang cukup besar pada cara berperilaku mereka baik saat ini maupun nanti saat dewasa.

Jadi bagaimana seharusnya orangtua memberikan pujian saat anak berperilaku baik atau melakukan sesuatu dengan benar?

Singkatnyamengatakan bahwa mereka hebat dengan mengelus kepala tidak terlalu berdampak baik dan bisa saja hasilnya sama buruknya dengan sikap kritis, begitulah yang diyakini oleh para ahli.

Sarah Cavanagh, seorang psikolog dan manajer dari KidsMatter di Australian Psychological Society mengakui bahwa keseluruhan debat mengenai pujian bisa menjadi ranjau bagi orangtua.

Dan dia pun menambahkan bahwa hal ini bisa saja membuat para ibu dan ayah sepenuhnya belajar cara komunikasi baru untuk melakukannya.

Gaya bahasa semacam ini cukup penting untuk dipelajari, meskipun pertama kali menggunakannya Kamu mungkin merasa canggung karena anak-anak cenderung termotivasi saat mereka mendapat pujian yang tepat- namun jika tidak tepat, pujian bisa menjadi mendemotivasi.

Dia pun menambahkan bahwa pujian harus bersifat spesifik, jujur dan sesuai dengan usia.

anak-anak dapat mengenali ketidakjujuran khususnya kalau Kita menggunakan bahasa yang sama berulang-ulang kali.

Seorang psikolog dan pengarang Talk Less, Listen More, Michael Hawton, meyakini bahwa orangtua sering sekali memberikan pujian untuk membuat anak-anak melakukan apa yang mereka inginkan.

Dia mengungkapkan bahwa pujian dan hadiah tidak bisa mengajari anak-anak kewibawaan atau membuat mereka merasa puas setelah melakukan sesuatu dengan baik.

Menurutnya sebuah pujian itu tidak ada artinya jika digunakan secara mau tak mau.

Kalau Kamu ingin memuji, pikirkan baik-baik kapan dan bagaimana pujian tersebut dapat memberikan dampak yang sangat besar.

Kamu bisa secara cerdik menggunakannya untuk mendukung kebiasaan penting yang ingin Kamu lihat sesering mungkin dan kemudian sedikit demi sedikit memberikan pujian untuk memperbaiki kebiasaan tersebut.

PENELITIAN MENYETUJUI

Sebuah penelitan baru dari Universitas Chicago dan Universitas Stanford yang meneliti interaksi ibu dan anak selama beberapa tahun menemukan bahwa jenis pujian yang diterima anak-anak mempengaruhi perilaku mereka dalam menghadapi berbagai tantangan di kemudian hari.

Mereka menemukan bahwa pujian yang ditujukan untuk anak balita dan dibarengi dengan arahan mengenai perilaku dan pilihan-pilihan yang dibuat oleh anak dapat membuat mereka bersikap lebih baik dalam menghadapi hal-hal sulit lima tahun kemudian, dibandingkan dengan pujian yang fokus pada anak yang lebih dewasa.

Salah satu pemimpin penelitianprofessor psikologi dari Stanford, Carol Dweck, menjelaskan bahwa pujian seperti “Bagus, Hebat”- hal semacam itu tidak membantu karena nantinya, saat mereka tidak melakukan sesuatu dengan baik, maka ank-anak akan berpikir bahwa mereka tidak bagus atau hebat.

Dia berpesan untuk para orangtua adalah untuk memfokuskan pada proses yang sedang dijalani anak-anak, misalnya berusaha keras untuk serius dalam melakukan sesuatu- hal-hal spesifik yang sedang mereka lakukan, bukan hanya sekedar mengatakan “Kamu pintar, Kamu melakukannya dengan baik”.

Meskipun belum terlambat untuk mengubah caramu dalam memuji anak, apa yang sudah Kamu lakukan sebelumnya perlu dipertimbangkan.

Ada penelitian lagi yang mendukung manfaat-manfaat memberikan pujian yang lebih spesifik: penelitian di tahun 2007, misalnya, yang menemukan bahwa ibu yang memuji anak prasekolah karena sikap mereka yang baik cenderung memiliki anak dengan kemampuan sosial yang lebih baik.

KESEIMBANGAN YANG TEPAT

Ada beberapa informasi berguna mengenai pujian yang efektif dan tidak efektif.

Berikut beberapa contohnya:

Terlalu memberikan penilaian: “Kamu memang penghitung yang hebat, Yanti.”

Efektif: Kamu terlihat gembira dengan kegiatan menghitung hari ini, Yanti.”

Terlalu umum: “Lukisan yang bagus, Yanti.”

Perbandingan: “Kamu menggambar dengan halaman kertas yang lebih luas daripada kemarin, Yanti.”

Terlalu fokus memberikan penghargaan: “Kamu berhasil menangkap bolanya, Yanti – Kamu pantas menjadi bintang.”

Pengakuan, usaha dan perasaan: “Kamu berusaha menangkap bolanya tiga kali, Yanti. Kamu kelihatan senang karena sudah melakukannya dengan baik.”

Psikolog anak Dr. Louise Porter bahkan tidak menyukai penggunakan kata “pujian”, karena dia beranggapan bahwa anak-anak lebih membutuhkan “pengakuan”. 

Dia mendorong para orang tua untuk mengakui dan merayakan keberhasilan mereka tanpa memberikan pujian.

Anak-anak membutuhkan saran yang berisi informasi khusus mengenai apa yang telah mereka lakukan dan apa yang seharusnya mereka lakukan selanjutnya.