Minum Kemasan Untuk Sarapan. Apakah Itu Bagus?

Minum Kemasan Untuk Sarapan. Apakah Itu Bagus?

PADA KEBANYAKAN KEMASAN SERINGKALI DIBERIKAN KESIMPULAN BAHWA PRODUKNYA DAPAT DIJADIKAN SEBAGAI PENGGANTI SARAPAN, TAPI SEBERAPA SEHATKAH MINUMAN KEMASAN?

Di dunia yang sibuk dan kacau sekarang ini, minuman dalam kemasan kerap dijadikan sebagai pilihan yang tepat untuk sarapan- berdasarkan apa yang ditulis dalam kemasannya, minuman semacam itu disebut bernutrisi dan praktis.

Tapi beberapa ahli kesehatan tidak yakin dengan kemampuannya dalam mengganti nutrisi sarapan, setidaknya tidak bisa digunakan sebagai pengganti sarapan secara teratur.

Menurut Aloysa Hourigan, juru bicara dari Nutrition Australia sekaligus praktisi diet terkreditasi, minuman tersebut seharusnya hanya dikonsumsi sesekali saja.

Meskipun terbilang mengandung beberapa jenis nutrisi, namun minuman kemasan cenderung tinggi gula dan rendah lemak serta kalori yang dibutuhkan dalam sarapan sehat.

Hourigan pun menambahkan bahwa meskipun produk-produk tersebut mengklaim nutrisinya sama dengan sarapan karena adanya kandungan susu dan sereal, namun makan semangkuk sereal gandum utuh dicampur dengan susu dan buah sambil duduk di meja makan sangat jauh lebih baik.

Popularitas produk-produk minuman kemasan untuk sarapan memang cukup tinggi.

Banyak sekali peminat minuman kemasan yang dijual di supermarket dan beberapa tahun terakhir pun beberapa brand sudah ikut andil dalam industri tersebut.

KLAIM DAN KRITIK

Organisasi Konsumen Choice juga telah menunjukkan kekhawatirannya mengenai produk minuman kemasan dan manfaat nutrisinya, bahkan menjelaskan bahwa manfaat kesehatan yang diklaim dalam kemasan perlu dipertanyakan.

Tahun lalu organisasi tersebut meneliti 23 produk dan menemukan 10 produk mengandung gula lebih dari 23 grams per sajiannya- yang takarannya sama dengan satu bar coklat, atau hampir enam sendok teh gula.

Saat hasil penelitian dirilis, Tom Godfrey, juru bicara Choice mengatakan bahwa sarapan merupakan salah satu waktu makan yang paling penting dan konsumen diharapkan tidak tertipu dengan berasumsi bahwa minuman kemasan untuk sarapan memiliki kandungan serat yang tinggi atau sumber protein yang baik.

Godrey pun menambahkan bahwa klaim yang lemah dalam minuman kemasan seperti ‘serat tinggi’, ‘serat untuk pencernaan yang sehat’, dan ‘kebaikan dari tiga jenis gandum’, merupakan penyebab munculnya kekhawatiran.

Minuman kemasan untuk sarapan rata-rata memiliki 1.5 persen serat, dimana presentase tersebut jauh dibawah patokan serat tinggi yaitu 10 persen.

Jelas jumlahnya jauh dari 39.5 persen serat yang ada dalam beberapa sereal bran.

Dia juga menambahkan bahwa satu sajian oats dengan segenggam almond dan sepotong apel mengandung 11 gram serat, sepertiga dari asupan serat yang direkomendasikan- dan dalam beberapa kasus, jumlahnya lebih dari tiga kali lipat serat yang ada di minuman kemasan.

PANDANGAN AHLI NUTRISI

Menurut Hourigan, produk-produk sarapan tersebut tidak memberikan energi yang cukup sehingga tidak bisa dikatakan sebagai sarapan.

Tambahnya lagi, hal yang sangat mengkhawatirkan adalah banyak orangtua yang memberikan sarapan semacam itu pada anak mereka, dengan asumsi bahwa produk tersebut sama sehatnya dengan sarapan biasa dan dianggap bisa membantu anak-anak tetap kenyang sampai waktu makan siang.

Tapi kalorinya tidak mencukupi untuk mempertahankan rasa kenyang pada anak yang sedang tumbuh- atau orang dewasa- sampai tiba waktunya makan cemilan di pertengahan pagi atau makan siang.

Dia mengatakan bahwa jika masyarakat tidak memiliki pilihan, minuman kemasan semacam itu bisa saja dikonsumsi jika ditambah dengan kalori dan nutrisi dari buah seperti apel atau pisang,

Tapi menurut Hourigan yang lebih baik adalah jika mereka meluangkan 10 menit waktunya untuk membuat sarapan sehat bernutrisi dengan terlebih dahulu menyiapkan apa yang akan dimasak malam harinya, atau bawa bahan-bahan makanan ke tempat kerja agar bisa membuat sendiri sarapan disana.