Alder Fitness Boutique: Mendorong Orang Untuk Berolahraga Dengan Studio Kebugaran Yang Nyaman, Kekinian Dan Customer Oriented

Alder adalah butik kebugaran yang berupaya menciptakan kembali pengalaman berolahraga.
Karena berolahraga haruslah menyenangkan, memuaskan, dan pada akhirnya memberdayakan.
Kalimat perkenalan yang tertera di situs Alder Fitness Boutique ini cukup membuat penasaran, semenyenangkan apa pengalaman berolahraga yang bisa didapat dari studio kebugaran ini?
Simak ulasan dan obrolan kami dengan founder-nya berikut ini.
Apa yang terbayang di kepala Anda bila mendengar kata gym atau fitness studio?
Suasana mengintimidasi yang bikin minder, aroma kompetisi yang kental, personal trainer yang galak, atmosfer studio yang membuat Anda serasa berada di arena peperangan ketimbang latihan di sebuah ruangan yang menyenangkan?
Mungkin sebagian besar gym memiliki reputasi seperti itu, tapi tidak di Alder Fitness Boutique.
Dari luar, Alder tak tampak seperti studio kebugaran.
Lebih seperti café dan butik yang cozy.
Begitu masuk pun tak ada aksesoris macam dumbbell atau barbell dan lain-lain yang menghiasi tiap sudut ruangan layaknya tempat-tempat fitness.
Suasana yang terkesan ramah ini pun langsung membuat nyaman siapapun yang datang.
Tak hanya suasananya saja yang ramah, namun para staf front desk pun tak kalah ramah dalam melayani pengunjung dan peserta kelas olahraga di Alder.
Konsep studio kebugaran seperti ini memang sengaja diusung oleh para founder Alder, yaitu tiga bersahabat Gisela Ruslim, Nadya Yapari dan Adeline Cherissa.
Berawal dari kegemaran mereka bertiga berolahraga dan mencoba berbagai studio kebugaran saat masih berkuliah di Amerika Serikat, Gisela dan Nadya di Los Angeles dan Adeline di Boston, mereka merasa mudah sekali menemukan studio kebugaran yang nyaman di sana.
Disamping itu budaya sehat dan bugar juga terlihat di mana-mana seperti sudah menjadi hal yang biasa, misalnya orang-orang yang memakai yoga pants ke mana-mana, atau makan buah dan salad yang sudah menjadi pemandangan umum.
Hal itulah yang menjadi buah pikiran ketiga sahabat ini saat kembali ke tanah air, dimana saat di negeri Paman Sam mereka melihat bagaimana orang yang tadinya tidak suka berolahraga kemudian menjadi suka karena terpengaruh gaya hidup sehat orang-orang di sekitarnya.
Dari situlah mereka ingin menciptakan kembali budaya sehat tersebut di sini. Meskipun Gisela dan kawan-kawan tak memiliki latar belakang personal trainer, namun mereka mantap mendirikan Alder yang resmi dibuka pada bulan April 2017.
Berlokasi di selatan Jakarta, bangunan tiga lantai yang tadinya sebuah kantor ini pun disulap menjadi studio kebugaran yang menyenangkan dan tentunya, Instagrammable, karena ada beberapa ornamen dan detail di area tertentu yang cocok dijadikan spot untuk berselfie ria.
Contohnya di lantai 2, di luar ruangan kelas high impact workout ada satu dinding yang dipenuhi gantungan kunci bertema fitness, dengan sebuah cermin bundar di tengahnya.
Ada lagi yang unik di Alder.
Lokernya bertuliskan nama-nama seleb / tokoh dunia seperti Beyonce, (John) Lennon, Elvis, Oprah, bahkan ada (Bung) Hatta!
Sejak awal mendirikan Alder, Gisela dan kawan-kawan menempatkan diri mereka sebagai customer.
Mereka tahu apa yang mereka mau dan harapkan dari sebuah tempat fitness sehingga saat customer datang ke Alder mereka akan merasakan aspek kenyamanan dan kepuasan.
Mulai dari kebersihan dan estetika di toilet dan shower room, pemilihan instruktur kelas yang telaten, fleksibel dan enak diajak diskusi, memberikan konsultasi untuk customer baru yang masih bingung memutuskan hendak mengikuti kelas apa, menanyakan feedback, hingga memberikan free trial untuk mereka.
Inilah salah satu hal yang menjadi ciri khas Alder, tak hanya sekadar tempat latihan tapi juga bisa sharing dengan customer.
Ada dua jenis kelas di Alder, yaitu kelas East Coast di lantai 2 yang terdiri dari olahraga high impact seperti Kickboxing, Muay Thai, TRX, Zumba, Circuit Training dan lain-lain.
Kemudian ada West Coast di lantai 3 dengan olahraga low impact seperti Animal Flow, Barre, Yoga, POUNDFit dan lain-lain.
Ide penamaan East Coast dan West Coast ini berasal dari wilayah di mana ketiga founder Alder berkuliah dulu.
Adeline di wilayah East Coast yang suasananya lebih industrial dan sibuk, sedangkan Gisela dan Nadya di West Coast dengan suasana California chill yang santai dan tenang, dan itulah yang menggambarkan suasana dari kedua kelas tersebut, disamping juga desain ruangannya yang dibuat berbeda.
Bicara mengenai kelas apa yang disarankan untuk pemula, Nadya menjelaskan bahwa sebenarnya semua kelas di Alder bisa diikuti oleh pemula.
Meskipun ada beberapa kelas yang lebih intens, namun bukan berarti beginners tidak bisa ikut.
Karena kembali lagi, trainer akan bertanya sebelumnya apakah customer ini pemula atau bukan.
Jika pemula, mereka masih bisa mengikuti kelas namun dengan intensitas yang disesuaikan dengan kemampuan si customer tersebut, dan biasanya trainer akan memberikan perhatian lebih kepada mereka.
Pemula ini tidak hanya berlaku untuk yang baru pertama kali mengikuti sebuah kelas di Alder saja, tapi juga untuk member Alder yang ingin mencoba kelas baru yang berbeda.
Ada satu informasi untuk penyuka olahraga Barre.
Di Alder ada 3 jenis kelas Barre, yaitu Barre Tone, Barre Flow dan Barre Burn.
Perbedaannya apa ya?
Nadya kembali menjelaskan bahwa untuk Barre Flow ada unsur yoga yang dimasukkan dalam gerakan-gerakannya, dengan fokus pada stretching.
Sedangkan Barre Tone lebih fokus sepenuhnya pada toning dan shaping, dan Barre Burn juga fokus pada toning ditambah unsur kardio.
Setiap kelas memiliki target yang berbeda-beda, dan tidak ada level tertentu untuk bisa mengikuti kelas-kelas Barre ini.
Untuk kelas lain yang paling banyak diminati, Nadya dan Gisela menambahkan bahwa sejak awal berdiri, ada satu kelas paling populer yang dirancang dan dikembangkan sendiri oleh tim mereka serta hanya ada di Alder, yaitu Circuit Boxing, perpaduan antara Circuit Training dan Boxing, sehingga kelas inilah yang sampai saat ini banyak diminati.
Sebagai pemilik studio kebugaran, Gisela dan Nadya yang sama-sama penggemar yoga ini tentu juga menerapkan gaya hidup sehat dalam keseharian mereka.
Gisela misalnya, ia berusaha untuk olahraga teratur paling tidak tiga kali seminggu, dan meskipun mengaku tidak terlalu ketat soal makanan, tapi dia tetap berusaha untuk lebih sadar terhadap apa yang ia konsumsi.
Yang pasti tiap kali habis olahraga, ia selalu mengonsumsi makanan sehat untuk refresh dan recharge dengan cara yang sehat karena baginya sudah jadi kebiasaan untuk terus ingin hidup sehat.
Sama dengan Gisela, karena gemar olahraga, Nadya pun mengatakan bahwa ia bisa berolahraga hingga 4 – 5 kali dalam seminggu.
Dalam hal makanan, ia juga menerapkan pola makan seimbang.
Artinya ia menyukai makanan sehat, tapi ia juga sadar bahwa mengonsumsi terlalu banyak makanan sehat juga tidak selalu baik, dan kadang ia pun menyelinginya dengan diet seimbang.
Saya berkesempatan mengikuti salah satu kelas, yaitu Chill Yoga Flow.
Salah satu kelas yoga di Alder ini termasuk beginner friendly, dimana gerakan-gerakannya lebih rileks dengan ritme yang pelan, fokus pada stretching dan relaksasi otot.
Di bawah instruksi Linda, yang juga mengajar kelas Power Flow, saya mengikuti gerakan-gerakan yoga yang cukup sederhana namun lama-kelamaan terasa powerful terutama pada otot-otot yang ditargetkan seperti otot panggul, paha dalam, kaki dan punggung.
Seharusnya ada 5 – 6 orang dalam satu kelas, tapi saat itu hanya ada satu peserta lainnya, jadi kami hanya bertiga di dalam ruangan.
Tapi tidak apa-apa, kelas jadi terasa lebih intensif dan lebih fokus.
Selama satu jam mengikuti kelas, saya merasakan sekali peregangan otot di beberapa bagian tubuh seperti yang saya sebutkan sebelumnya.
Dan tibalah di akhir sesi dengan pose yang sepertinya jadi favorit semua orang, Shavasana, yaitu pose pendinginan dan relaksasi dengan hanya tidur berbaring, tangan terbuka di samping badan dan kaki yang juga terbuka.
Diiringi alunan musik lembut dan suara gemericik air, pose ini membawa pikiran saya lebih tenang dan otot tubuh yang rileks.
Kemudian bangun dan kembali duduk bersila. Namaste.
Usai sudah sesi latihan kali itu. Satu jam yang terasa singkat namun bermanfaat dan menyenangkan.
Setelah mengikuti kelas Chill Yoga Flow, saya turun ke lantai 1 untuk mencoba salah satu menu di Jojobar, healthy bar yang tersedia di Alder.
Di lantai 1 ini suasananya seperti café, dengan meja-meja dan sofa yang nyaman, serta di sepanjang kaca jendela depan terdapat meja panjang dengan barstool yang berjajar.
Jojobar ini menyediakan berbagai sajian sehat seperti pressed juice, smoothies, tea, shots, bowls, dan juga tambahan lainnya seperti guacamole, hummus dan healthy snacks.
Lalu pilihan saya jatuh pada healthy bowls bernama Pink Lady.
Terbuat dari dragon fruit, pineapple, banana, dan soy milk dengan topping granola, irisan strawberry dan kiwi, tak lupa taburan chia seeds.
Rasa manis, asam dan segar serta renyahnya granola dan chia seeds berpadu di dalam mulut.
Salah satu asupan sempurna usai olahraga jika Anda membutuhkan sesuatu yang menyegarkan sekaligus mengenyangkan lebih lama.
Disamping juga sajian ini menyegarkan mata karena warna-warna cerahnya.
Selain Jojobar, di salah satu sudut lantai 1 ini juga terdapat mini store yang menjual perlengkapan olahraga seperti legging, sport bra dan lain-lain.
Untuk Anda yang ketinggalan perlengkapan olahraga atau hanya sekadar untuk koleksi, bisa membelinya di sini.
Akhir kata, Alder Fitness Boutique bisa dibilang salah satu studio kebugaran yang layak Anda tuju jika Anda ingin mencari kelas-kelas olahraga yang bervariasi, dengan suasana yang homey, ramah dan tak mengintimidasi.
Alder Fitness Boutique
Jl. Wijaya 1 no. 9EF, Jakarta
+6221-722-9036 / +628-1110-25337
alderjakarta
Alder Jakarta
alderjakarta
alderjakarta
Senin – Jumat 7 AM – 10 PM
Sabtu 7 AM – 8 PM
Minggu 8 AM – 2 PM
Leave a Comment
No Comments
There are no comment for this article yet. Be the first one to post a comment!