Fortunate Coffee: Mencintai Alam Dan Membawa Kebahagiaan Melalui Sajian Vegan Sehat Alami

Fortunate Coffee: Mencintai Alam Dan Membawa Kebahagiaan Melalui Sajian Vegan Sehat Alami

Fortunate Coffee adalah salah satu café dan coffee shop yang juga dikenal menyediakan 100% sajian vegan dalam menunya.

Memiliki beberapa cabang di Jakarta dan kota-kota lain mempermudah kaum vegan dan vegetarian mendapatkan asupan untuk pola makan mereka.

Disamping harganya tak menguras kantong, rasanya pun tak jauh beda dengan masakan non vegan / non vegetarian.

Maraknya peningkatan terhadap gaya hidup sehat dewasa ini memunculkan beragam pilihan untuk menunjang kesehatan.

Salah satunya adalah restoran atau café yang menyajikan hidangan dengan menu-menu bertema sehat, bahkan ada pula yang mengkhususkan diri pada sajian vegan dan vegetarian.

Dulu café semacam ini tak mudah ditemukan karena diet vegan dan vegetarian belum terlalu populer dan penganutnya masih tergolong sedikit.

Namun seiring waktu ditambah dengan berkembangnya kesadaran untuk mengonsumsi makanan sehat demi menjaga kesehatan tubuh, maka berkembang pulalah tempat-tempat makan yang menyisipkan hidangan berbahan nabati alami ini.

Fortunate Coffee adalah satu di antara sekian banyak pemain café vegan yang ada di Indonesia.

Berpusat di Taiwan, café berlogo pohon dengan inisial LN yang berarti Loving Nature ini memiliki filosofi yaitu membawakan kebahagiaan, sukacita, dan keharmonisan bagi semua kalangan menuju dunia satu keluarga, yang dihadirkan dengan konsep cinta alam untuk menyajikan produk yang sehat alami dan pelayanan yang penuh kebahagiaan.

Kami menyambangi salah satu cabang Fortunate Coffee di Taman Palem Jakarta Barat untuk menelusuri seluk-beluk hidangan vegan ala café ini sekaligus berbincang dengan café manager Fortunate Coffee Taman Palem, Ilvan Halim.

Fortunate Coffee ini sebenarnya adalah franchise, sehingga meski memiliki banyak cabang di Jakarta dan kota-kota lain bahkan hingga Malaysia dan Hong Kong, tiap cabang Fortunate Coffee dimiliki oleh pemilik yang berbeda-beda dengan desain café dan kreasi menu yang berbeda pula sesuai dengan kebijakan masing-masing manajemen cabang, tapi tetap harus vegan.

Hanya dua jenis menu yang wajib ada di semua cabang yaitu kopi dan roti vegan yang menjadi ciri khas Fortunate Coffee.

Fortunate Coffee mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2015 yaitu di cabang Pantai Indah Kapuk (PIK).

Untuk yang di Taman Palem sendiri mulai berdiri awal 2016.

Salah satu pemiliknya adalah Dr. Drs. Susianto, MKM, seorang ahli gizi sekaligus koordinator International Vegetarian Union untuk Asia Pasifik, Ketua Yayasan Tempe Internasional dan juga Ketua Indonesia Vegetarian Society (IVS).

Sayang kami tidak bisa bertemu dengan beliau karena sedang berada di luar negeri.

Bangunan Fortunate Coffee Taman Palem ini berupa ruko dua lantai dengan lantai pertama adalah area café dan lantai dua yang disewakan untuk acara-acara pertemuan, rapat, ulang tahun dan lain-lain.

Layaknya resto vegan sejati, Fortunate Coffee lebih mengutamakan penyajian secara alami tanpa penambahan macam-macam bahan seperti produk penyedap rasa buatan pabrik.

Contoh lain misalnya mereka tidak menggunakan susu sapi namun menggantinya dengan susu kedelai yang memiliki rasa tersendiri dibandingkan dairy milk.

Mengingat masih ada keraguan mengenai rasa makanan vegan, lalu bagaimana memastikan bahwa customer akan suka dengan menu-menu di Fortunate Coffee terutama bagi non vegan?

Menurut Ilvan, mereka membuat menu dari masakan-masakan yang umum dikonsumsi masyarakat kebanyakan seperti misalnya nasi padang.

Hanya saja bedanya lauk berbahan hewani seperti daging, telur, ayam atau ikan diganti dengan nabati seperti nangka, tempe atau tahu.

Untuk rasanya sendiri tidak ada yang berbeda karena tetap menggunakan bumbu yang sama misalnya kari, balado dan sebagainya.

Bicara mengenai menu favorit atau best seller, nasi padang dan bento rice adalah yang paling populer di sini.

Menariknya, bento rice yang umumnya terdiri dari makanan berbahan daging ayam, sapi, udang atau ikan dan telur, di Fortunate Coffee bahan-bahan tersebut diganti dengan sayuran semisal wortel, buncis, tahu dan lainnya kemudian tetap digoreng menggunakan tepung racikan sebagaimana cara memasak lauk bento.

Selain nasi padang, tersedia pula hidangan tradisional khas Indonesia lainnya seperti nasi goreng, nasi rawon, nasi kalasan, mie goreng jawa, tempe mendoan, pempek dan masih banyak lagi, tak ketinggalan pula hidangan Asia serta Western turut melengkapi menu Fortunate Coffee. Intinya, semua makanan berbahan hewani diganti dengan nabati namun tetap menggunakan bumbu yang sama jadi tidak mengubah rasanya sedikitpun.

Meski penyedia makanan vegan, bukan berarti semua staf Fortunate Coffee pun vegan atau diharuskan vegan.

Hanya saja mereka tidak diperbolehkan makan makanan non vegan di dalam café atau membawa makanan non vegan dari luar (ini juga berlaku untuk customer).

Dengan kata lain saat di dalam café mereka wajib menjadi vegan namun saat di luar mereka bebas kembali kepada kebiasaan makan masing-masing.

Hal ini demi menjaga image dan kemurnian konsep vegan itu sendiri.

Fortunate Coffee juga tidak menyediakan smoking area karena memang sesuai dengan kebijakan, tidak boleh ada smoking area atau smoking room di semua cabang Fortunate Coffee.

Tentunya tidak sinkron bila seorang vegan atau orang yang mengonsumsi makanan vegan yang cenderung sehat tetapi ia juga merokok.

Namun demikian Fortunate Coffee mempersilakan customer jika ingin merokok untuk berada di luar café.

Ilvan mengakui bahwa ia sendiri sudah menjadi seorang vegan sejak tahun 2015 setelah sebelumnya juga menjadi vegetarian pada tahun 1999.

Menurutnya, manfaat menjadi seorang vegan adalah badan jadi terasa jauh lebih sehat.

“Mengatur makanan pun jadi lebih simpel dan nggak ribet-ribet lagi.

Dulu, wah, susah nih kalau nggak ada telur, nggak wangi gitu kan, nggak enak.

Tapi sejak jadi vegan, telur itu udah mulai terasa bau amisnya, kayanya gimana gitu.

Tanpa telur pun saya bisa makan, bahkan lebih simpel kan.

Nggak harus pusing-pusing ceplokin telur, masakin telur.

Tahu tempe pun jadi, masak kangkung atau apa kan semua halal, maksudnya yang alami banget.

Telur sekarang juga nggak alami lagi, banyak yang suntikan, nah itu juga merusak diri sendiri sebenarnya, makanan seperti itu.

Ya dampaknya nggak bakal kelihatan 1 – 2 hari.

Nanti, sepuluh tahun lagi, kita kan nggak tahu dampak si hormon yang disuntikkan ke ayamnya ke kita juga.”

Bila ditanya kenapa memutuskan menjadi seorang vegan, ia mengatakan karena vegan sudah menjadi lifestyle trendsetter ke depannya.

“Kalau nggak vegan tuh nggak keren.

Banyak sih sekarang yang mengarah ke sana.

Jadi terlepas dari unsur keagamaan, ini lebih mengarah ke healthy lifestyle, jadi bukan religion lifestyle lagi.

Nggak peduli kamu siapa, aku siapa, pokoknya kita vegan satu misi, jalan.

Misinya apa?

Kesehatan dong.

Bener, kan?

Siapa sih yang nggak mau sehat.

Apalagi restoran vege udah banyak sekarang.

Bahkan restoran yang biasa pun menyiapkan yang vege – vegan, karena memang udah menjadi tren, jadi bisa menjangkau semua lapisan masyarakat.”

Melihat perkembangan veganism di Indonesia sendiri, pria yang murah senyum ini mengungkapkan bahwa saat ini gaya hidup vegan sudah kelihatan nyata sekali.

“Karena vegan itu bukan sebatas aku tidak makan daging, aku tidak makan yang hewani.

Vegan itu juga tindakan, mencintai alam contohnya.

Bahkan menggunakan sesuatu yang berunsur hewani pun itu bukan vegan.

Bukan vegan seutuhnya maksud saya. Tapi kalau sekadar makanan, saya rasa udah banyak banget.

Udah mulai bergerak ke atas.

Kalau dari segi tindakan, perilaku misalnya, itu masih belum, masih agak kurang.”

“Ada vegan yang partisipan.

Jadi yang kelihatan nggak ada telur atau daging dia makan, tapi yang kelihatan bentuknya dia nggak makan.

Karena pasti memang butuh proses seperti itu, mulai mengurangi dari yang kelihatan menjadi tidak kelihatan dulu.

Lama-lama yang tidak kelihatan itu benar-benar disaring lagi, tanpa telur, susu, produk hewani.

Memang ketat, cuma kalau udah ada niat ke arah situ semua gampang.

Apalagi sekarang kita bisa bikin makanan vegan sendiri, banyak tutorial di YouTube, di website mana pun ada kan, tinggal kitanya aja mau nggak bikin seperti itu,” pungkasnya.

Resto vegan biasanya juga identik dengan konsep ramah lingkungan.

Begitupun Fortunate Coffee, sebisa mungkin mereka mendukung upaya pengurangan sampah yang merusak lingkungan dengan menggunakan kemasan khusus dari kertas karton untuk takeaway daripada menggunakan styrofoam, karena standar wadah makanan memang bukan styrofoam.

Tiba saatnya mencicipi beberapa jenis menu Fortunate Coffee yang disuguhkan kepada kami.

Di antaranya roti sehat vegan, nasi padang vegan, kopi murni khas Fortunate Coffee, Rigory, potato wedges, dan es krim vegan.

Seperti apa ya tampilan dan rasanya?

Mari kita ulas satu-persatu.

Roti sehat vegan alias Roti Kebahagiaan

Dari segi tampilan memang tampak seperti roti biasa pada umumnya.

Namun dalam hal proses pembuatan dan bahan-bahannya jauh berbeda dengan roti biasa.

Roti vegan ini tetap menggunakan tepung gandum sebagai bahan dasar, namun tanpa tambahan telur, susu, margarin, pelembut, pengawet, pengembang dan bahan kimia lainnya.

Hanya menggunakan olive oil dan fermentasi secara alami yang berlangsung hingga 18 jam, kemudian dipanggang di oven seperti biasa.

Karena proses fermentasi yang demikian lama, maka dari itu roti vegan ini tidak selalu tersedia setiap hari, khususnya di Fortunate Coffee Taman Palem.

Biasanya hanya dibuat pada hari Jumat dan Sabtu karena permintaan customer paling banyak di akhir minggu dibandingkan hari-hari biasa.

Tersedia dalam varian rasa cokelat, pisang cokelat, kacang, dan nanas.

Untuk isiannya diolah sendiri oleh Fortunate Coffee, misalnya selai nanas dibuat sendiri dari buah nanas asli untuk mendapatkan pengaturan takaran rasa manis dan asam yang pas.

Pisang pun menggunakan pisang utuh yang tidak terlalu matang dan tidak terlalu mentah untuk menghindari pisang menjadi terlalu manis, lembek dan lengket di dalam roti, terutama ketika sudah beberapa hari kemudian.

Roti vegan ini sendiri tahan hingga tiga hari di suhu ruangan.

Rasanya tak jauh berbeda dengan roti biasa.

Memang teksturnya tidak seempuk dan selembut roti-roti bermerek saat digigit, tapi tetap enak dan tentunya jauh lebih sehat!

Nasi padang vegan

Nasi padang yang identik dengan lauk-pauk seperti daging sapi, ayam, ikan, telur dan olahan hewani lainnya juga bisa dibuat versi vegan.

Di Fortunate Coffee, semua lauk hewani tersebut dihilangkan dan diganti dengan bahan-bahan nabati seperti jamur tiram goreng tepung, kari tempe, balado kentang dan terong.

Sedangkan lauk khas yang biasa menyertai nasi padang seperti gulai nangka, daun singkong dan sambal ijo tetap ada.

Rasanya?

Ya seperti nasi padang sungguhan, lengkap dengan siraman kuah gulai di atas nasi.

Karena seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, menu-menu vegan ini sebenarnya tidak mempengaruhi rasanya karena bumbu yang digunakan tetap sama dengan masakan aslinya.

Kopi Murni

Salah satu sajian kopi yang kami cicipi di Fortunate Coffee ini disebut kopi Murni, atau yang di daftar menu dinamakan Manual Brew (V60).

Dibuat tanpa tambahan gula dengan menggunakan sistem Hand Drip V60 (filter menggunakan corong kertas untuk menyaring ampas) sehingga menghasilkan kopi yang tidak pahit dan alami.

Warnanya pun tidak hitam pekat seperti kebanyakan kopi yang kita ketahui, melainkan persis seperti warna teh.

Seperti yang tertera di roll banner tentang kopi murni ini, dijelaskan beberapa di antara manfaatnya yaitu menambah daya ingat, memperlancar pembuangan air seni (baik untuk penderita edema), membantu keaktifan gerak saluran pencernaan, menyembuhkan sembelit, dan mencegah kanker.

Ini karena biji kopi yang mereka roasting itu tidak gosong (medium roasting), jadi bagian dalam biji kopi tersebut tidak rusak.

Kebetulan biji kopi yang digunakan adalah kopi Papandayan dari Garut.

Karena sebelumnya kami menyantap nasi padang, maka kami dianjurkan agar minum air putih dulu untuk menetralisir rasa makanan sebelumnya yang tertinggal di lidah.

Minum air putih sebelum menikmati kopi ini juga ternyata memang sebaiknya dilakukan, karena air putih mampu memecah konsentrasi kafein dan tingkat keasaman pada kopi sehingga bisa meminimalisir efek samping dari zat tersebut.

Kopi signature Fortunate Coffee ini rasanya memang tidak pahit, ringan, ada sedikit rasa asam dan tercium sekali aroma kopi yang menyegarkan.

Rigory

Rigory adalah singkatan dari Risol Goreng Crispy.

Sebagai pengganti daging, risol vegan ini berisi sayuran seperti wortel dan kentang, dibalut tepung roti kemudian digoreng seperti biasa.

Disajikan dengan saus racikan sendiri yang terbuat dari tomat dan cabai asli.

Berbentuk segi empat yang dipotong menjadi empat bagian, risol ini memang memiliki tekstur crispy namun lembut di bagian dalam serta rasa gurih yang pas.

Wortel dan kentangnya hampir tak terasa karena dipotong halus sehingga hampir menyatu dengan tebalnya kulit risol.

Potato wedges

Jenis makanan yang satu ini memang sudah banyak dikenal dan tersedia pula di berbagai café dan coffee shop.

Kentang yang digoreng dalam balutan tepung tipis dan disajikan dengan saus mayones yang lagi-lagi adalah hasil racikan sendiri yang terbuat dari bahan dasar susu kedelai.

Rasanya tak kalah sedap dengan mayones pabrikan, asam dan gurih yang pas sekali jadi cocolan kentang goreng.

Semua menu di Fortunate Coffee tidak menggunakan penyedap rasa sintetis, sebagai gantinya, rasa gurih yang didapat berasal dari penggunaan ekstrak kaldu jamur bubuk.

Es krim vegan

Hidangan pamungkas kami yang tentunya juga kesukaan setiap orang, es krim!

Es krim vegan dengan rasa vanilla yang dicampur butiran Oreo kemudian ditaburi kacang mede cincang yang disangrai.

Karena vegan, tentu saja bahan dasarnya bukan susu sapi seperti es krim pada umumnya, melainkan susu kedelai.

Rasanya creamy namun ringan dan manisnya juga pas.

Butiran Oreo yang tercampur di dalamnya memberikan sensasi tersendiri di mulut, ditambah dengan crunchy-nya kacang mede, membuat cita rasa es krim ini tak jauh beda dengan yang ada di gerai-gerai es krim ternama, dengan sedikit sentuhan rumahan.

Anda yang sedang mencoba beralih menjadi vegetarian ataupun vegan, bisa beradaptasi dulu dengan mencoba menu-menu yang tersedia di Fortunate Coffee.

Jangan khawatir soal harganya, karena cukup mengejutkan bahwa harga makanan dan minuman di sini sangat terjangkau, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 60.000 saja!

Jadi jangan kira bahwa makanan sehat itu selalu mahal dan identik dengan makanan luar yang rasanya kurang nendang, karena di Fortunate Coffee, para vegan dan vegetarian pun bisa menikmati makanan Indonesia yang biasanya berbahan hewani disulap menjadi versi vegan dengan rasa yang tetap sama, dan pastinya halal.

Fortunate Coffee Taman Palem

Ruko Boulevard Taman Palem Lestari Blok A11 No. 5A

Cengkareng, Jakarta Barat 11730

+6221 22552078

 fortunatecoffee.palem

 fortunatecoffee.palem

 fc_tamanpalem

Monday, Tuesday, Thursday, Friday, Sunday 10AM – 9PM

Saturday 10AM – 10PM

Wednesday Closed