Kimo Streetfood: Memanjakan Penggemar Jajanan Korea Dan Jepang Dengan Suasana Asli

Restoran Korea dan Jepang yang kekinian tak melulu didominasi wilayah Jakarta.
Di Bekasi pun ada sebuah restoran menarik yang menyajikan streetfood alias makanan pinggir jalan atau kaki lima khas Korea dan Jepang, namanya Kimo Streetfood.
Simak ulasan kami berikut ini.

Pengaruh Korea dan Jepang beberapa tahun belakangan ini begitu terasa di negara kita.
Selain sebagai tujuan wisata populer dan dunia hiburannya yang selalu menjadi sorotan, salah satu yang menonjol adalah produk kuliner kedua negara tersebut sudah banyak ditemukan di mana-mana.
Mulai dari yang menggunakan bahan-bahan asli hingga yang mengadaptasi makanan Indonesia agar rasanya lebih sesuai dengan lidah kita.
Kimo Streetfood adalah salah satu restoran yang mengusung tema Korea dan Jepang, yang memadukan sajian makanan dari kedua negara.
Tak seperti kebanyakan restoran yang berlokasi di jalan-jalan besar atau bahkan mall, Kimo Streetfood terletak di wilayah perumahan, namun tak sulit untuk menemukan lokasi restoran ini karena papan namanya terpampang cukup jelas di depan gerbang masuk sehingga dapat terlihat dari kejauhan.
Dari luar, restoran ini tampak seperti rumah besar dengan banyak tanaman dan pepohonan rindang.
Begitu masuk ke dalam, Anda akan disambut dengan interior ala Korea dan Jepang dengan ornamen khas seperti hiasan dinding, lampion, pohon sakura tiruan, foto-foto girlband / boyband seperti Super Junior dan lain-lain turut menciptakan atmosfer yang sesuai dengan menu-menu yang disajikan, tak ketinggalan pula lagu-lagu K-pop yang makin mendukung suasana.
Bahkan disediakan pula sebuah rak buku berisi komik-komik Jepang untuk menemani saat santai sambil menikmati hidangan Anda.
Konsep restoran sekaligus perpustakaan yang Instagrammable ini rupanya juga diadaptasi oleh Kimo Streetfood demi meningkatkan kenyamanan dan pengalaman makan yang asyik bagi pengunjung.
Restoran yang sudah beroperasi hampir 4 tahun ini awalnya merupakan galeri furniture dan interior, seperti yang dikatakan oleh Ibu Rahayu Triko, salah satu pemilik yang juga seorang arsitek.
Sedangkan ide awal untuk melahirkan Kimo Streetfood sebenarnya datang dari kedua putra putri Ibu Rahayu, yaitu Inggar dan Danar yang lebih berperan dalam operasional.
Demi membuktikan keseriusan, mereka membekali diri dengan melakukan survey dan kursus memasak singkat ke Korea dan Jepang.
Bangunan yang tadinya sebagai workshop dan galeri kemudian disulap menjadi Kimo Streetfood, dan sisa-sisa sampel furniture yang ada pun digunakan di restoran ini.

Saya mendapat kesempatan untuk mencicipi beberapa menu yang disajikan di Kimo Streetfood, antara lain Bibimbap, Takoyaki, Kimbap, dan minuman Yuja-cha.
Seperti apa rasanya?
Mari kita ulik satu-persatu.
Yang pertama adalah Bibimbap.
Bagi yang sudah familiar dengan makanan sehat asal Korea ini, tentu sudah tak asing lagi dengan tampilan dan rasanya.
Nasi campur Korea ala Kimo Streetfood ini berupa semangkuk nasi putih dengan topping lauk yang terdiri dari irisan sayuran seperti kol putih, kol ungu, wortel, selada, zucchini, sawi putih yang difermentasi (seperti kimchi), ayam cincang dan di puncaknya adalah telur mata sapi dengan taburan wijen.
Sebenarnya sayang untuk mengobrak-abrik tampilan yang cantik ini agar teraduk dengan nasi di bawahnya, tapi harus dilakukan untuk mendapatkan rasa keseluruhan.
Perpaduan rasa asin, gurih, manis dan asam sedikit pahit (dari sawi putih) menyebar di dalam mulut.
Penyebab rasa yang kaya ini adalah saus bibimbap berwarna merah, di Korea biasa disebut gochujang.
Saus ini juga memiliki rasa yang mirip dengan tauco.
Saya sengaja tidak mencampur telur dengan yang lain karena saya penyuka telur mata sapi setengah matang seperti buatan Kimo Streetfood ini.
Save the best for last.
Meskipun setengah matang, tapi telurnya tidak terasa amis, tidak pula asin, dan terasa lembut hingga lumer di mulut.
Untuk Anda yang ingin kenyang dengan cara yang sehat, bibimbap tentunya salah satu makanan yang tepat.

Menu berikutnya adalah Takoyaki.
Selain okonomiyaki, jajanan khas Jepang ini juga sudah mulai banyak ditemukan di kios-kios makanan di mall.
Mirip seperti tahu bulat tapi terbuat dari tepung terigu dengan isi yang terdiri dari sayuran seperti kol, wortel dan ayam cincang, kemudian dilumuri saus takoyaki seperti kecap yang rasanya perpaduan antara manis dan asin.
Disajikan bersama dengan saus cabai dan mayonnaise, takoyaki ini terasa empuk saat digigit dan isinya juga lembut, bahkan dalam keadaan dingin.
Yang unik dan menarik dari takoyaki di Kimo Streetfood ini adalah toppingnya, yaitu ikan cakalang asap yang diiris tipis, atau lebih tepatnya mungkin diserut, yang seolah bergerak-gerak saat takoyaki disajikan dalam keadaan panas.
Topping ini biasa disebut katsuobushi di Jepang sana.
Oya, keistimewaan takoyaki dan juga sebagian bahan utama untuk menu di Kimo Streetfood ini buatan sendiri alias homemade, jadi bukan dari bahan yang siap saji atau siap masak.
Takoyaki
Selanjutnya saya mencoba Kimbap.
Mirip dengan sushi, nasi gulung yang dibalut dengan nori atau rumput laut kemudian ditaburi wijen ini berisi daging ayam, wortel, selada, kol ungu, dan zucchini.
Nasi yang digunakan untuk kimbap ini adalah campuran antara beras Korea dengan beras organik lokal, yang membuat rasa nasinya sangat lembut dan lengket seperti ketan jadi tak mudah berantakan, berpadu dengan wortel dan sayuran lainnya yang crunchy.
Dimakan dengan cocolan kecap asin yang ditaburi cabai merah bubuk atau juga dengan mayonnaise, makin menambah sedapnya kimbap dari Kimo Streetfood ini.

Terakhir, saya disuguhi salah satu minuman segar namanya Yuja-cha atau Yuja tea.
Ini adalah minuman tradisional Korea yang terbuat dari buah yuzu, semacam jeruk serupa lemon.
Biasanya diminum hangat-hangat di musim dingin, juga untuk mengobati pilek dan flu karena jeruk yuzu ini tinggi vitamin C.
Ini bukan minuman seperti jeruk peras biasa di mana kita hanya minum sari jeruknya saja, tetapi juga berikut bulir dan irisan kulitnya.
Kulitnya?
Pahit dong?
Nope.
Tenang saja, kulit yuzu ini sama sekali tidak terasa pahit bahkan ketika dimakan.
Minuman ini juga rasanya manis meskipun tanpa penambahan gula.
Manisnya pas, hangat, menyegarkan.

Untuk penyajian dan rasa makanan yang dihidangkan di Kimo Streetfood, it’s recommended.
Warga Bekasi dan sekitarnya kini tak perlu jauh-jauh mencari tempat makan bernuansa Korea – Jepang karena Kimo Streetfood siap memanjakan lidah para pencinta kuliner dengan sajian khas kedua negara tersebut.
Langsung saja datang ke lokasinya yang beralamat di Jl. Al-Husna No. 23 Bekasi Selatan.
Buka dari jam 09.00 sampai jam 21.00.
Atau intip dulu postingan mereka di Instagram @kimostreetfood.
Leave a Comment
No Comments
There are no comment for this article yet. Be the first one to post a comment!