KX Pilates: Olahraga Intensitas Tinggi Dengan Menggabungkan Pilates Plus Latihan Kardio Dan Daya Tahan

KX Pilates Indonesia atau yang dikenal dengan KX Pilates Crumble Crew adalah studio reformer pilates franchise pertama di luar Australia, negara asal KX Pilates.
Studio ini menawarkan latihan yang cukup berbeda karena menggabungkan pilates dengan latihan kardio dan daya tahan dengan bantuan alat bernama reformer bed.
Seperti apa?
Simak ulasan dan obrolan kami dengan pemilik KX Pilates Crumble Crew berikut ini.
Pilates tentunya salah satu jenis olahraga yang sudah tak asing lagi di telinga, terutama bagi para pegiat kebugaran.
Hampir semua studio kebugaran yang bertaburan di penjuru negeri menyediakan kelas pilates yang bisa menjadi pilihan untuk menekuni olahraga ini.
Belum lagi studio khusus pilates dengan berbagai jenis pilates yang ditawarkan mulai dari classic / mat pilates, Stott pilates, power pilates, reformer pilates dan lain-lain.
Salah satu studio pilates yang ikut meramaikan dunia kebugaran tanah air yaitu KX Pilates Crumble Crew.
Berdiri pada bulan Agustus 2018 lalu, studio ini mengusung reformer pilates berintensitas tinggi, dimana latihannya didukung dengan alat yaitu reformer bed sebagai pengganti mat biasa.
Dirintis oleh Ardhia Pramesti Regita Cahyani (Tata), KX Pilates Crumble Crew menawarkan pengalaman pilates yang revolusioner, dengan ritme cepat, menggabungkan latihan kardio dan daya tahan untuk mendapatkan manfaat body-toning yang lebih singkat, hanya dalam latihan selama 50 menit.
KX Pilates sendiri adalah brand asal Australia dengan pendirinya yaitu Aaron Smith, dan KX Pilates Crumble Crew ini adalah franchise internasional pertama di luar Australia dengan konsep boutique fitness studio.

Regita Cahyani, owner KX Pilates Indonesia
Berawal dari nyeri di punggung bagian bawah yang sering dialami Tata sejak kecil dan sering kambuh, juga kegemarannya berolahraga yang terkadang menyebabkan masalah seperti salah urat atau otot terkilir, dokter fisioterapinya menyarankan untuk rehab ke pilates.
“Kenapa pilates?
Karena sebenarnya pilates itu melatih kekuatan otot inti (core strength) dan meningkatkan fleksibilitas, jadi mengurangi sakit punggung yang biasanya terjadi karena postur tubuh yang kurang baik, bungkuk, atau sering menunduk saat main gadget,” ujarnya.
Setelah sembuh, ia mulai lagi dengan aktivitas olahraga lainnya dan mulai melupakan pilates.
Saat kembali cedera, dokter kembali menegurnya, hingga akhirnya saat berada di Australia ia mencoba ikut kelas di KX Pilates dan menganggap bahwa ini sangat bagus karena ia merasa tidak perlu lagi ke gym untuk melatih kardio karena di sini semuanya lengkap, kardionya ada, pilatesnya pun dapat, dimana ini sangat ia butuhkan untuk mengoreksi postur dan memperkuat otot inti sebagai sarana rehab terhadap masalah nyeri punggungnya.
Sejak itulah ia mulai serius menekuni gaya pilates dari KX Pilates ini dan melihat kesempatan untuk membawanya ke Indonesia karena menurutnya di pasar fitness di sini belum ada cardio pilates yang dinamis seperti ini.
Meski franchise, KX Pilates Crumble Crew tetap menetapkan standar yang sama seperti di KX Pilates Australia.
Bahkan setiap tiga bulan, para trainer dilatih langsung oleh trainer dari sana.
Hal ini dilakukan untuk menjaga standar kelas yang sama namun tetap dengan karakter trainer yang berbeda-beda.
KX sebenarnya merupakan singkatan dari Kaizen Experience, kaizen yang diambil dari bahasa Jepang artinya sedikit demi sedikit tapi ada progress.
“Jadi kita bukan semata hanya ingin menargetkan tujuan, misalnya diet, tapi ke depannya nggak.
Jadi ini lebih ke sesuatu untuk membangun dan menekuni kebiasaan yang mungkin sebelumnya bukan bagian dari gaya hidup kita, untuk mencapai tujuan yang lebih realistis,” ungkap mantan menantu presiden kedua RI ini.
Dengan tagline ‘Define Yourself’, KX Pilates Crumble Crew ingin mengajak orang untuk sadar bahwa kebugaran itu sangat penting dan harus menjadi bagian dari gaya hidup.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, KX Pilates ini menggunakan alat bantu berupa reformer bed, dimana ada beberapa pegas yang bisa disesuaikan dengan kemampuan dan tingkatan kelas.
Pegas-pegas ini fungsinya untuk membedakan tekanan beban.
Jadi tinggal mengikuti saja arahan dari trainer harus menggunakan pegas yang mana.
Untuk pemula, biasanya butuh waktu dua hingga tiga kali mengikuti kelas Beginner untuk bisa terbiasa dengan alat ini dan menyesuaikan dengan gerakan dan ritmenya, sebelum akhirnya diperbolehkan untuk naik ke kelas Intermediate.
Itu pula sebabnya setiap peserta harus memulai di kelas Beginner terlebih dahulu meskipun sudah pernah mengikuti pilates sebelumnya.
Karena bagaimanapun, dinamika, gaya dan metode latihannya pasti berbeda, apalagi dengan adanya alat bantu reformer bed yang mungkin baru bagi sebagian orang.
Dengan durasi latihan selama 50 menit yang terdiri dari 5 menit pemanasan, kemudian latihan inti, dan tanpa cooling down, Tata mengungkapkan bahwa fast pace dari latihan ini mampu membakar kalori lebih lama, bahkan saat sesi latihan selesai atau yang disebut dengan afterburn effect.
“Pemilihan waktu 50 menit ini sebenarnya karena efek psikologis saja.
Kalau satu jam biasanya orang akan berpikir, oh, kok lama ya, bisa nggak ya selesai.
Tapi kalau 50 menit kan nggak sampai sejam, jadi rasanya cepat.
Apalagi kalau kita having fun selama latihan di kelas, 50 menit itu rasanya seperti 20 menit,” papar ibu dua anak yang masih tampak awet muda ini.
Siapa saja yang boleh mengikuti kelas di KX Pilates?
Menurut Tata, rentang usia peserta di KX Pilates antara 16 tahun hingga pertengahan 50-an.
Malah banyak juga yang usia 60 tahun ke atas meminta untuk bisa latihan di sini.
Tapi KX Pilates belum memulai untuk menyediakan kelas lansia.
Kalaupun suatu saat diadakan, mereka tidak ingin menggabungkannya dengan latihan untuk peserta kelas yang lain, karena bagaimanapun kondisi fisiknya pasti berbeda dan tentunya ritme latihannya pun harus disesuaikan.
Untuk rasionya sendiri, 70% peserta KX Pilates adalah perempuan dan 30% sisanya adalah laki-laki.
Rencana ke depannya, KX Pilates akan membuka cabang-cabang lain, masih di Jakarta, namun untuk saat ini Tata ingin memantapkan dulu studio di Crumble Crew ini sesuai dengan standar.
Bicara soal pandangannya mengenai gaya hidup sehat di Indonesia, Tata mengaku sejujurnya tak mengetahui terlalu banyak karena selama ini dirinya tinggal di Singapura dan baru beberapa tahun terakhir ini ia lebih banyak di Indonesia.
“Tapi kalau saya lihat trend-nya di sini dengan menjamurnya banyak small fitness studio ketimbang gym-gym besar yang sudah terkenal, nah di situ bisa dilihat bahwa oh, memang ada peningkatan dalam sisi fitness di masyarakat Indonesia.
Juga dengan adanya car free day tiap minggu yang bahkan di Singapura aja car free day ada tapi belum jalan lho seperti di Jakarta.
Jadi saya bangga sekali gitu lho.
Tapi memang sebenarnya tidak bisa di-compare antara di sini dan di Singapura.
Mungkin mereka lebih fit dalam arti kata lebih banyak jalan setiap harinya ketimbang naik mobil, jadi bukan hanya hari Minggu aja, makanya car free day di Singapura nggak seantusias di sini,” katanya.
“Lalu saya lihat juga dari Instagram tentunya ya, orang pada fitness, at least sekali seminggu, bahkan ada yang fanatik hampir tiap hari, terus ada juga komunitas olahraga seperti sepeda dan mereka juga mengajak anak-anak untuk jadi lebih aktif.
Jadi saya lihat sih di situ peluangnya besar banget untuk perkembangan fitness apalagi untuk yang mau buka fitness studio atau bisnis yang bersinggungan dengan fitness, entah makanan, alat fitness, health studio, rehabilitasi, itu pasti banyak banget.
Jadi ini seperti semacam movement yang sangat bagus, dan saya lihat sekarang Indonesia sudah seperti Australia atau US sepuluh tahun yang lalu dimana saat itu mereka baru memulai untuk hidup sehat atau fitness sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari, nah kita di situ,” lanjutnya.
Selain pilates, untuk menjaga kebugaran Tata juga mengikuti barre setiap hari, boxing seminggu sekali atau dua kali, dan juga bersepeda.
Mengenai pola makan sendiri ia mengaku cukup berjuang untuk menjaga apa yang ia konsumsi, dan sekarang ia mulai lebih disiplin untuk mengubah kebiasaan makan yang lebih sehat seiring waktu namun tetap realistis, yang penting konsisten.
“Tergantung body goals.
Kaya sekarang saya sudah mau mulai makan nasi itu setiap dua hari sekali tapi selebihnya saya pakai kembang kol.
Jadi itu saya parut, terus saya rebus sebentar jadi nggak terlalu matang, lalu dimakan pakai lauk biasa.
Jadi otak saya berpikir kaya udah makan nasi.
Ada karbohidratnya juga tapi kadarnya jauh lebih rendah dari beras.
Saya juga udah jarang banget makan roti, mie, spaghetti, karena saya alergi gandum, gluten.
Awalnya nggak tahu, tapi kok setiap habis makan yang mengandung gluten atau tepung, kepiting, terus santan gitu nggak lama saya langsung batuk, dan batuknya itu yang, aduh, malu-maluin deh.
Akhirnya setelah ke dokter dan tes darah, ya memang alergi itu.
Jadi sejak saat itu saya sempat setahun nggak makan makanan itu, tapi kemudian pelan-pelan saya reintroduce lagi,” ungkapnya.
“Intinya realistis ajalah, karena kalau kita terlalu banyak pantangan nggak mau makan ini itu kita mau makan apa?
Asal kita tahu in moderation.
That’s the key for everything in life, jadi harus seimbang.
Sekarang kalau kita nggak memperhatikan kesehatan karena masih muda mungkin belum kerasa ya, tapi kalau sudah mulai berumur baru kerasa, kok pegal-pegal, sakit, cepet ngantuk ya.
Sebetulnya tubuh kita ini pintar, jadi kita harus belajar untuk mendengarkan apa yang dirasakan tubuh kita,” tambahnya.
Ia pun sempat mengikuti diet keto selama empat bulan lebih setelah berkonsultasi dulu dengan dokter apakah itu cocok untuknya, dan efek yang ia rasakan adalah berat badannya berkurang, terbukti dari ukuran celana yang dulunya tidak muat menjadi muat kembali.
Menurutnya diet keto sangat bagus, tapi kalau untuk jangka panjang ia tidak menyarankan, karena kembali lagi ke alasan tidak realistis itu tadi, apalagi dengan mengonsumsi makanan tinggi lemak terus-terusan apakah itu juga baik?
Baginya, setelah ia mencapai tujuan yang diharapkan dan ia senang dengan hasilnya, maka lebih kepada bagaimana caranya untuk mempertahankan hasil yang telah dicapai tersebut.
Saya berkesempatan mencoba satu sesi kelas Beginner KX Pilates. Satu kelas berisi 12 reformer bed, dengan demikian kapasitas satu ruangan kelas hanya untuk 12 orang.
Sebelum latihan dimulai, instruktur kami kala itu, Bella, menjelaskan mengenai reformer bed dan alat-alat pendukung lainnya beserta fungsinya masing-masing.
Reformer bed ini memiliki beberapa pegas dengan warna kepala pegas yang berbeda-beda, seperti merah, hijau, biru dan kuning.
Pegas-pegas ini dikaitkan ke suatu gear system yang dibedakan dengan bagian atas disebut high, biasanya untuk peserta Intermediate, dan bagian bawah yang disebut low untuk peserta Beginner.
Perbedaan high dan low ini akan menghasilkan tekanan beban atau resistensi yang berbeda pula saat digunakan dalam beberapa gerakan, sehingga harus disesuaikan dengan kemampuan.
Selain reformer bed, alat pendukung lain yang kami gunakan yaitu reformer box, bentuknya seperti koper besar dengan pegangan di ketiga sisinya.
Kemudian ada dumbbell berbagai ukuran berat dan ada pula exercise ball.
Ritme latihan di KX Pilates memang terbilang cepat, dengan menargetkan otot-otot seperti lengan, punggung, pinggang, dada, perut, glutes dan paha.
Sepanjang 50 menit latihan, saya merasa otot-otot yang disebutkan tadi sangat ditempa dengan gerakan-gerakan yang dinamis, membuat saya berkeringat.
Banyak gerakan-gerakan yang menantang daya tahan dengan menggunakan ropes / straps yang terpasang pada bed.
Tapi seru dan menyenangkan, apalagi Bella sebagai instruktur sangat komunikatif dan menaruh perhatian pada peserta sehingga 50 menit pun berlalu tanpa terasa menyiksa.
Oya, dalam latihan ini disarankan mengenakan kaus kaki, terutama yang memiliki grip atau non-slip socks agar tidak licin.
Setelah selesai latihan, Anda bisa menyeka keringat dengan handuk yang disediakan gratis oleh KX Pilates, tapi tidak untuk dibawa pulang ya!
Disediakan pula air minum jika Anda merasa cukup dehidrasi usai latihan.
Ada kamar mandi untuk pria dan wanita, ruang ganti dan juga loker.
Anda harus coba latihan di KX Pilates dan rasakan seluruh otot di tubuh Anda bekerja, membangunkan bagian-bagian otot yang biasanya dormant menjadi aktif kembali.
—
KX Pilates Crumble Crew
Crumble Crew
Jl. Tulodong Bawah No.1A, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
+62 21 27936759 / +62813-8008-5447
kxpilates.indonesia
KX Pilates Crumble Crew
Leave a Comment
No Comments
There are no comment for this article yet. Be the first one to post a comment!