Santai Saja Di Bulan Ramadan? Mungkin!
Mengelola produktivitas selama Ramadan membutuhkan diskusi jujur antara atasan dan staf mereka, menurut para ahli.
Kelelahan, sakit kepala, lekas marah dan kurang fokus adalah semua gejala umum yang dialami oleh mereka yang berpuasa.
Jadi haruskah perusahaan menganjurkan staf mereka untuk santai selama Ramadan?
“Menurut pendapat saya, itu adalah untuk mengelola dan memenuhi harapan kedua belah pihak,” kata Natalie Brown, managing director Select Training and Management Consultancy, yang berbasis di Abu Dhabi, yang telah memimpin sesi kesadaran Ramadan untuk beberapa kliennya.
“Saya sering menyarankan klien saya untuk duduk bersama tim mereka dan berdiskusi jujurtentang pekerjaan yang harus dilakukan.
Adalah tidak realistis untuk mengharapkan tingkat produktivitas yang sama ketika staf mereka bekerja dengan jam kerja yang lebih sedikit. Namun, pekerjaan masih perlu diselesaikan.”
Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan semangat selama Bulan Suci adalah meningkatkan gaya hidup sehat.
Al Futtaim, sebuah perusahaan induk di UAE pernah mengadakan Pekan Kesehatan pada awal bulan Ramadan, yang menawarkan pemindaian kesehatan dan aktivitas kebugaran untuk semua karyawan, termasuk presentasi tentang cara mempertahankan pola makan yang baik selama bulan suci.
Di beberapa perusahaan, jam kerja di bulan Ramadan berkurang dua jam sehari, bahkan ada pula perusahaan yang lebih fleksibel dalam menetapkan dan memberikan pilihan jam kerja bagi karyawannya.
Sehingga beberapa karyawan ada yang lebih suka datang ke kantor lebih awal agar mereka bisa pulang lebih cepat, atau datang agak terlambat dan pulang di jam kerja yang disesuaikan.
Brown mengatakan perusahaan yang mengadopsi pendekatan ini perlu memastikan bahwa semua orang setuju dengan timing yang fleksibel, dan memiliki staf yang cukup mulai saat ini.
“Untuk bisnis ritel, konstruksi atau manufaktur, persyaratannya akan berbeda,” katanya.
Berikut adalah tanya jawab bagaimana perusahaan dapat mendukung karyawan selama Ramadan, menurut Natalie Brown:
Haruskah perusahaan menawarkan staf jam kerja yang lebih fleksibel selama Bulan Suci?
Ini sangat membantu jika perusahaan memiliki jam kerja “inti” di mana setiap orang diharapkan berada di kantor, dan kemudian memungkinkan staf mereka untuk bekerja di jam ini.
Di organisasi saya, beberapa tim akan mulai pukul 08.00, 09.00 atau 10.00 dan selesai setelah mereka bekerja enam jam.
Ini memastikan bahwa semua pekerjaan yang membutuhkan seluruh tim dapat dicapai antara jam 10 pagi hingga 2 siang.
Haruskah tugas yang berbeda dilimpahkan kepada mereka yang berpuasa?
Tugas-tugas itu pastinya harus dialokasikan secara realistis kepada staf.
Saat Ramadan jatuh di awal musim panas, hawa dan cuaca panas memberi tekanan tambahan pada mereka yang berpuasa.
Bagaimana para manajer memastikan bahwa staf yang tidak berpuasa akan menghormati rekan-rekan mereka yang berpuasa?
Ini semua tentang kesadaran dan pemahaman tentang makna Ramadan. Beberapa klien saya meminta saya untuk mengadakan sesi kesadaran.
Topiknya mencakup apa yang harus dimakan jika Anda diundang ke acara buka puasa, apa itu puasa, mengapa umat Islam berpuasa, apa pengecualiannya dan bagaimana menjadi lebih konservatif di tempat kerja.
Manajer atau perusahaan pasti memiliki ruang yang dialokasikan untuk staf yang tidak berpuasa di mana mereka dapat makan atau minum.
Bagaimana dengan mengatur acara buka puasa bersama untuk para staf?
Tentu saja.
Banyak klien kami mengadakan acara buka puasa bersama di perusahaan, dan ini terkadang merupakan acara besar bagi seluruh keluarga.
Leave a Comment
No Comments
There are no comment for this article yet. Be the first one to post a comment!