Ternyata! Cabai Dan Jahe Mengurangi Risiko Penyakit Ini

Ternyata! Cabai Dan Jahe Mengurangi Risiko Penyakit Ini

TENTUNYA KITA SEMUA SEBAGAI ORANG INDONESIA SUKA DENGAN CABAI DAN JAHE.

TERNYATA BANYAK MANFAATNYA LOH!

Ilmuwan dari American Chemical Society menemukan bahwa senyawa capsaicin dalam cabai dan 6-gingerol dalam jahe dapat mengurangi risiko terkena kanker paru-paru.

Seberapa kuatkah Anda memakan makanan pedas?

Jika Anda kurang menyukai makanan pedas, maka ini saatnya berubah.

Bukti baru menunjukkan bahwa memakan cabai dan jahe secara bersamaan dapat membantu mencegah kanker.

Para ilmuwan menemukan bahwa senyawa dari dua rempah-rempah tersebut dapat menghentikan pertumbuhan tumor di paru-paru.

Mereka percaya bahwa cabai yang dikombinasikan dengan jahe dapat membantu melawan penyakit mematikan.

Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa senyawa capsaicin dapat menyebabkan kanker.

Namun, penelitian baru menemukan bahwa senyawa 6-ginergol dapat menetralkan dampak berbahaya yang mungkin muncul akibat senyawa capsaicin.

Cabai dan jahe banyak digunakan untuk makanan khas Asia, dan para ilmuwan telah melakukan penelitian panjang untuk mencari tahu manfaat kesehatan dari dua rempah-rempah ini,

Namun, beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan dampak kesehatan yang negatif.

Para ilmuwan mengatakan bahwa orang yang menyukai makanan pedas lebih rentan untuk terkena kanker perut.

Namun penelitian baru memberikan hasil yang lebih penuh harapan.

Para peneliti dari American Chemical Society menemukan bahwa saat jahe dimakan bersamaan dengan cabai, maka mereka berfungsi untuk melawan kanker.

Dua senyawa inti, capsaicin dan 6-gingerol, berikatan dengan reseptor yang sama pada sel – salah satunya yang juga terkait dengan pertumbuhan tumor.

Selama beberapa minggu, peneliti memberi makan tikus yang rentan terhadap kanker paru-paru baik capsaicin atau 6-gingerol saja, atau kombinasi dari kedua senyawa.

Mereka menemukan bahwa tikus yang hanya diberi capsaicin lebih mungkin terkena tumor paru-paru.

Tapi, hanya setengah dari tikus yang diberi makan 6-gingerol yang terkena penyakit.

Anehnya, tim menemukan persentase yang lebih rendah – hanya 20 persen – dari tikus yang diberi capsaicin dan 6-gingerol untuk terkena kanker paru-paru.

Para peneliti berharap bahwa penelitian di masa mendatang akan fokus pada bagaimana senyawa berinteraksi untuk membantu mengurangi risiko kanker.

Temuan ini diterbitkan dalam ACS ‘Journal of Agricultural and Food Chemistry.